TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif atau Exco PSSI, Ahmad Riyadh, mengklaim pihaknya telah menjalankan rekomendasi Komnas HAM mengenai Tragedi Kanjuruhan.
"Selama itu baik semua, sudah dilakukan PSSI. Saat ini tim task force jalan," kata Riyadh di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Kamis, 3 November 2022.
Menurut Riyadh, isi rekomendasi Komnas HAM hampir sama dengan TGIPF (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta). "Seperti kompetisi bisa berjalan asal ada aturan tentang keselamatan serta keamanan yang menjamin semua pihak aman dan nyaman," ujarnya.
Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. Dalam tragedi tersebut, sebanyak 135 orang tewas dan ratusan orang mengalami luka-luka.
Dari investigasi yang dilakukan Komnas HAM terhadap tragedi tersebut, mereka menghasilkan lima rekomendasi. Pertama, PSSI diminta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap statuta keamanan dan perjanjian kerja sama dengan mengutamakan keselamatan termasuk keterlibatan aparat keamanan.
Kedua, PSSI didesak untuk membekukan seluruh aktivitas sepak bola sampai ada standarisasi match commisioner atau pengawas pertandingan di seluruh level kompetisi. Berikutnya, Komnas HAM meminta PSSI untuk bekerja sama dengan klub guna melakukan pembinaan kepada suporter sesuai hak asasi manusia.
Keempat, PSSI diminta bertanggung jawab secara kelembagaan dengan menghormati proses hukum dan melakukan pemulihan terhadap para korban tragedi Kanjuruhan. Dan, terakhir PSSI didesak menyusun indikator pertandingan yang akuntabel sebagai dasar utama serta ketersediaan infrastruktur.
"Saat ini tim dari Kementerian Olahraga, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Kesehatan yang sedang menggodok sejumlah aturan, termasuk pihak kepolisian yang menggodok aturan terkait pengamanan saat pertandingan sepak bola," kata Riyadh.
Disinggung soal mundur, Riyadh menyatakan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyatakan pihaknya akan menggelar Kongres Biasa pada 7 Januari 2023 dengan agenda pemilihan Ketua Komite Banding dan Ketua Pemilihan. "KPU-nya dipilih dahulu, baru dari situ delapan minggu tahapan menuju KLB," ujar dia.
Saat ini, Riyadh menjelaskan, baru ada dua klub, yakni Persis Solo dan Persebaya Surabaya yang mengirim surat ke PSSI untuk mendesak KLB. Meski begitu, dia menegaskan, hal itu tidak masalah karena Exco telah menentukan untuk Kongres Luar Biasa. Pemberitahuan mengenai rencana itu pun telah disampaikan ke FIFA.