TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri mengaku tidak setuju dengan keputusan sejumlah pemain muda timnas Indonesia mengikuti pendidikan kepolisian. Berdasarkan pengalamannya, ia menilai bahwa menjalankan dua karier dalam satu waktu akan sulit mendapatkan hasil maksimal.
"Ini mereka mengambil sikap masuk Polri kan antisipasi untuk masa depan, tetapi mohon maaf saya sebenarnya kurang setuju kalau pemain profesional (berkarier di luar sepak bola). Saya saja berhenti dari PT Pos Indonesia," ujar dia saat ditemui di Kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin, 7 Agustus 2023.
Saat ini, ada sembilan pemain muda Indonesia yang mengikuti pendidikan kepolisian. Mereka adalah Muhammad Ferarri dari Persija Jakarta (20 tahun), Kakang Rudianto dari Persib Bandung (20 tahun), Ginanjar Wahyu dari Arema FC (19 tahun), Frengky Missa dari Persikabo 1973 (19 tahun), dan Ananda Raehan dari PSM Makassar (19 tahun).
Selain itu, ada juga pula Dimas Juliono dan Faiz Maulana dari Bhayangkara Presisi Indonesia FC (keduanya 19 tahun), Rabbani Tasnim dari RANS Nusantara FC (20 tahun), dan Daffa Fasya dan Borneo FC Samarinda (19 tahun). Mereka diperkirakan absen selama lima bulan dari dunia sepak bola karena mengikuti pendidikan kepolisian.
Indra Sjafri tidak akan melarang para pemain itu masuk ke kepolisian. Namun, dia berpesan agar para pemain muda Indonesia tidak takut untuk fokus berkarier di sepak bola.
Ia masih yakin bahwa industri sepak bola Indonesia saat ini menjanjikan. "Apa kurangnya industri sepak bola? Asal kita konsentrasi dan benar-benar kerja keras, tidak ada keraguan sebenarnya."
"Saya enggak melarang mereka menentukan sikap karena ini pilihan individu. Tetapi saya sebagai orang yang bergerak di profesional sepak bola, jangan ada ketakutan lah untuk pemain-pemain muda yang ingin konsentrasi di sepak bola," kata pelatih yang sukses membawa timnas sepak bola Indonesia meraih medali emas SEA Games 2023.
Meski begitu, ia tak membantah kemungkinan karier sepak bola para pemain bakal terganggu dengan keputusan mengambil pendidikan kepolisian. Namun, dia tidak mau menghakimi para pemain tersebut atas keputusan yang telah diambil.
Pilihan Editor: Wakil Ketua PSSI Zainudin Amali Bentengi Pelatih Timnas U-17 Bima Sakti dari Kritik Publik