TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Palestina-Israel merembet ke dunia sepak bola. Sejumlah pesepak bola mulai menyuarakan pendapatnya dalam konflik tersebut. Beberapa di antara mereka disanksi klubnya karena menyatakan dukungan terhadap Palestina. Siapa saja mereka?
1. Anwar El Ghazi
Anwar El Ghazi diskors oleh klubnya, Mainz, karena mengunggah pendapatnya tentang konflik Israel-Palestina. Klub asal Jerman yang berlaga di Bundesliga itu menyatakan bahwa pendapat El Ghazi tidak dapat diterima.
Mainz telah mengklarifikasi bahwa mereka menjauhkan diri dari konten yang diposting El Ghazi. Postingan tersebut dianggap tidak mencerminkan nilai-nilai yang dipegang oleh klub mereka. Meskipun begitu, Mainz belum memberikan penjelasan terperinci mengenai isi postingan yang sudah dihapus oleh El Ghazi.
"Mainz 05 menghormati adanya beragam sudut pandang terkait konflik kompleks di Timur Tengah yang telah berlangsung selama beberapa dekade," ujar klub lewat media sosial X pada Selasa, 17 Oktober 2023, seperti dilansir dari Aljazeera.
“El Ghazi mengambil sikap terkait konflik berkelanjutan di Timur Tengah yang dianggap tidak dapat diterima, dan klub dengan tegas menjauhkan diri dari konten postingan tersebut karena konten tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai klub kami.” lanjut postingan tersebut.
Terkait durasi skors terhadap El Ghazi, pihak klub tidak memberi tahu lebih lanjut. “Sebelum memutuskan skors ini, pihak klub dan pemain telah menjalin komunikasi yang dalam,” lanjut postingan tersebut.
2. Youcef Atal
Pemain asal Algeria ini mendapat sanksi oleh klubnya, OGC Nice, karena dianggap mendukung Palestina dalam konflik Palestina-Israel. Dilansir dari Ghetto Radio, hampir sama seperti El Ghazi, Atal disanksi karena memposting ulang unggahan pro-Palestina. Postingan tersebut dianggap sebagai propaganda anti-Yahudi.
“Melihat isi publikasi yang dibagikan oleh Atal dan seriusnya isu tersebut, klub telah memutuskan untuk segera mengambil tindakan disipliner terhadap pemain tersebut, sebelum tindakan apa pun yang mungkin diambil oleh otoritas olahraga dan hukum," demikian pernyataan OGC Nice.
Tak hanya klub, permasalahan ini juga ditanggapi oleh The French Football Federation (FFF) atau federasi tertinggi sepakbola di Prancis. Pada Ahad kemarin, komite etik FFF mengumumkan akan menginvestigasi keterlibatan pemain OGC Nice tersebut.
Dalam pernyataan tersebut, OGC Nice mengakui bahwa pemain telah mengakui kesalahannya dengan menghapus publikasi yang dibagikan dan memberikan permintaan maaf secara tertulis di depan publik.
3. Noussair Mazraoui
Noussair Mazraoui juga memberi komentar atas konflik Palestina-Israel. Pemain asal Bayern Munich dan Timnas Maroko itu dikecam setelah ia berharap Palestina menang dalam konflik melawan Israel.
Dikutip dari Aljazeera, Bayern langsung berkomunikasi dengan Noussair Mazraoui setelah posting Instagram-nya. Saat ini, pemain tersebut sedang berada di Afrika bersama tim nasional Maroko. Setelah kembali dari perjalanannya, klub berencana mengadakan pertemuan pribadi yang rinci dengan manajemen klub di Munich.
Pemain berusia 25 tahun itu membagikan video di platform media sosialnya berisi harapan kemenangan bagi warga Palestina dalam konflik dengan Israel. Dalam video singkat tersebut, terdengar suara yang mengucapkan seperti dalam doa.
"Ya Allah, bantu saudara-saudara kita yang tertindas di Palestina meraih kemenangan. Semoga Allah memberikan rahmat kepada yang telah meninggal, semoga Allah menyembuhkan yang terluka."
ESPN | ALJAZEERA| GHETTO RADIO
Pilihan Editor: Ini Sejarah Bayern Munchen yang Disebut sebagai Judenklub atau Klub Yahudi