Iran mengalahkan Qatar 4-0 pada Oktober lalu tetapi Ghalenoei mendesak timnya melupakan hasil sebelumnya saat mereka mengincar tempat di final pertama mereka sejak mereka memenangi gelar ketiga pada 1976.
“Ketika Qatar mencapai semifinal, mereka menunjukkan kualitasnya, jadi kami harus melupakan hasil melawan Qatar dan melupakan penampilan kami melawan Jepang. Itu sudah menjadi sejarah sekarang,” ujarnya.
"Kami perlu menunjukkan kualitas lebih dan jarak yang lebih jauh harus kami tempuh dibandingkan laga melawan Jepang. Saya harap kami bisa mencapai final setelah hampir 50 tahun. Saya punya keyakinan besar terhadap pemain kami.”
Pelatih Qatar Marquez Lopez menolak mengomentari penunjukan wasit tetapi dia juga berbicara tentang kurangnya waktu untuk pemulihan.
“Kalau bicara persiapan pertandingan besok (Rabu), waktu yang sangat singkat, kami hanya punya waktu dua hari untuk persiapan,” ujarnya. “Pertandingan besok akan menjadi pertandingan terberat di turnamen ini bagi kami.”
Tarek Salman dari Qatar mengatakan ada kelelahan dalam skuad setelah perempat final melawan Uzbekistan harus dilanjutkan dengan perpanjangan waktu dan adu penalti tetapi semangat tim tetap tinggi.
“Semua orang bersemangat, melawan Iran itu akan menjadi pertandingan fisik,” katanya. "Mereka mempunyai bintang-bintang yang bermain di liga-liga besar di Eropa jadi kami termotivasi 200 persen. Kami berharap dapat memberikan kegembiraan bagi para penggemar kami,” kata dia.
REUTERS
Pilihan editor: 5 Rekor Cristiano Ronaldo yang Mungkin Sulit Dipecahkan Pemain Lain