TEMPO.CO, Jakarta - Panel pengamat teknis UEFA yang terdiri dari Fabio Capello dan Avram Grant memuji Bukayo Saka atas pengaruhnya dalam permainan Timnas Inggris saat menghadapi Swiss di babak perempat final Euro 2024. Saka dianggap menjadi pembeda dalam pertandingan tersebut.
Bagi Capello dan Grant, penampilan Saka patut mendapat perhatian. Selain berhasil mencetak gol penyeimbang pada menit ke-80, ia menjadi bagian penentu untuk memastikan kemenangan 5-3 dalam drama adu penalti. Gol Saka juga merupakan satu-satunya usaha Inggris dalam mencetak gol pada laga tersebut.
Terakhir kali Timnas Inggris melakoni drama adu penalti pada final Piala Eropa 2020. Bertanding di Stadion Wembley kala itu, The Three Lions kalah dari Italia. Bukayo Saka gagal menunaikan tugas sebagai algojo dan membuat Gli Azzurri meraih gelar. Saka berhasil membayar kegagalan saat menghadapi Swiss untuk mengamankan tiket babak semifinal.
Inggris, untuk pertama kalinya di Euro 2024, bermain dengan formasi lima bek saat tidak menguasai bola. Saka memiliki peran sebagai bek sayap kanan. Namun, hal ini tidak menghentikannya memberikan ancaman. Ia menjadi poros serangan utama tim asuhan Gareth Southgate.
Ia kerap menghadapi pemain bertahan dalam duel satu lawan satu. Tusukan dari sisi kanan yang diakhiri tendangan dari luar kotak penalti adalah gaya khasnya untuk mencetak gol. Perannya di sisi kanan serangan Inggris juga kerap merepotkan. Jika tidak menggunakan gerakan menusuk, Saka kerap mengakhiri gerakannya dengan memberikan umpan silang.
“Inggris ingin menciptakan peluang di sisi kanan dengan keberadaan Saka,” kata Capello. "Pada akhir babak pertama, misalnya, dia melakukan dua aksi satu lawan satu yang luar biasa di area yang sangat kecil. Dia juga bertahan dengan sangat baik di sisi itu."
Keinginan Saka untuk mewujudkan sesuatu tergambar dari data kinerjanya. Ia paling banyak mendribel bola ke sepertiga akhir lapangan (25 kali) dan juga melakukan umpan silang terbanyak (sembilan percobaan). Dia juga aktif tanpa bola, mencatatkan pergerakan tanpa bola sebanyak 15 kali. Capaian ini adalah yang terbanyak dibandingkan pemain mana pun di lapangan.
Untuk menyoroti sejauh mana Inggris menggunakan sayap kanan sebagai poros serangan, data menunjukkan bahwa sebanyak 63 persen umpan berasal di sisi tersebut. Saka menerima 25 dari 45 bola yang dimainkan di sisi sayap.
Pemain Inggris Bukayo Saka mencetak gol ke gawang Swiss dalam pertandingan perempat final EURO 2024 di Dusseldorf Arena, Dusseldorf, 6 Juli 2024. REUTERS/Piroschka Van De Wouw
Kontribusinya yang paling signifikan tentu saja adalah gol penyama kedudukannya yang terlihat pada klip kedua di atas. Declan Rice memainkan perannya dengan menarik Steven Zuber ke sisi kanan sehingga memberi Saka lebih banyak ruang. Saka melangkah masuk melewati Marchel Aebischer dan mendekati tepi kotak penalti sebelum melepaskan tembakan.
Manuel Akanji dan Harry Kane menghalangi pandangan Yann Sommer yang hanya bisa melihat bola masuk ke gawangnya. Dengan itu, Saka mencetak gol keempatnya di turnamen besar untuk Inggris, setelah tiga golnya di Piala Dunia Qatar 2022.
Manajer Timnas Inggris Gareth Southgate mengungkap peran Bukayo Saka di sisi kanan. "Kami merasakan penguasaan bola, pola yang kami gunakan menyebabkan masalah bagi lawan di sisi blok. Dengan Bukayo, kami tahu kami memiliki keunggulan satu lawan satu di area lapangan itu, dan dia terus melepaskan umpan," ucap dia.
“Dia sekarang punya lebih banyak pengalaman dan penampilannya secara keseluruhan sangat luar biasa,” tambah Southgate tentang pemain berusia 22 tahun itu. "Detail bagaimana dia harus bertahan, membaca permainan dan berada di posisi yang tepat sangatlah rumit. Dia memberi kami jalan keluar dalam situasi satu lawan satu. Dia melakukannya dan berhasil mempertahankan catatan positif. Penampilannya luar biasa," ujar Southgate menambahkan.
Pilihan Editor: Duel Belanda vs Inggris di Semifinal Euro 2024, Cody Gakpo Bakal Jadi Ancaman Utama Tim Tiga Singa