TEMPO Interaktif, Makassar - Harapan Robert Alberts untuk tetap mengarsiteki skuad PSM Makassar, akhirnya terhenti. Pelatih yang bergabung sejak September 2010 ini resmi meninggalkan Pasukan Ramang setelah negoisasi yang dilakukan kedua belah pihak berakhir buntu.
Pelatih yang mengantongi lisensi A PRO itu atal menjadi pelatih, karena tidak cocok harga yang ditawarkan oleh konsorsium Liga Primer dan pengurus PSM Makassar. Namun Robert tidak mau menyebut kisaran harga yang dimintanya.
Informasi yang diperoleh oleh Tempo, Robert meminta harga Rp 2,7 miliar hingga Rp 3 miliar plus persyaratan lainnya, seperti bisa menemui keluarganya di Malaysia dua kali dalam sebulan seperti ketika dia menangani PSM di Liga Super Indonesia.
"Oh, bukan karena itu sehingga negoisasi ini buntu. Tapi hanya masalah harga saja yang tidak cocok,” ujar Robert dalam jumpa persnya di Mess PSM Makassar, Kamis (6/1).
Robert mengaku sangat sedih tidak menangani PSM Makassar lagi. Alasannya, selama menjadi pelatih di Indonesia, PSM merupakan satu-satunya klub yang memiliki manajemen profersional.
“Saya suka di PSM, terutama orang-orang di manajemennya. Perangkat kerja sangat terjalin sehingga kolaborasi kedua belah pihak bagus, begitupun dengan para pemainnya. Tapi apa boleh buat, harus begini jadinya,” ujarnya.
Meski tidak lagi menukangi PSM Makassar, tapi dia optimistis kesebelasan ini mampu berbicara banyak di pentas sepakbola. Sejak PSM ditangani Robert, kesebelasan ini menempati urutan kedua klasemen sementara Liga Super sebelum terdegradasi ke divisi satu, berbeda dengan tahun lalu saat PSM berada di urutan 13.
Rencananya, Robert meninggalkan Makassar besok, Jumat (7/1) menuju ke Malaysia. Selanjutnya dia menunggu tawaran sejumlah klub yang ingin menggunakan jasanya. “Saya tetap menjadi pelatih, sejauh ini belum ada klub yang mendekati saya. Tapi saya tidak begitu khawatir, karena selain Indonesia, di Jepang dan Cina banyak kesebelasan. Kalau dipanggil saya akan kesana,” katanya.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI