TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA Thierry Regenass, yang mengeluarkan ancaman otoritas sepak bola dunia itu untuk Indonesia, adalah sosok tak asing bagi sejumlah pengurus PSSI. Dia merupakan utusan FIFA saat PSSI menggelar Musyawarah Luar Biasa untuk mengesahkan Statuta PSSI yang telah diratifikasi FIFA di Hotel Mercure, Ancol tahun 2009 lalu.
Di Doha, Regenass, baru saja mengeluarkan ancaman sanksi buat Indonesia terkait digelarnya kompetisi tandingan, Liga Primer Indonesia (LPI).Belum dapat diketahui secara pasti sanksi apa yang bakal dijatuhkan. "Mungkin akan ditangani oleh Komite Darurat FIFA dan sanksi akan diambil," katanya saat itu.
Sanski FIFA itu sebelumnya sudah pernah dikhawatirkan oleh Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes di Jakarta akhir Desember lalu. Ia mengatakan seusai FIFA kemungkinan seluruh perangkat pertandingan yaitu klub, pelatih, pemain, wasit, dan perangkat pertandingan lainnya akan terkna sanksi bila LPI tetap digelar. Seorang wasit yang terlibat dalam kompetisi itu misalnya, akan dicabut lisensinya.
Sanksi lain yang kemungkinan bisa muncul adalah pembekuan organisasi seperti yang dialami Brunei Darussalam. Adanya campur tangan pemerintah dengan membentuk federasi sepakbola tandingan Federasi Sepakbola Brunei Darussalam (BAFA) membuat negara ini harus menanggung resiko tidak bisa mengikuti pertandingan internasional ataupun melakukan interaksi terkait sepak bola dengan negara lain misalnya dalam bentuk pertandingan persahabatan ataupun pertandingan lainnya.
Jika memang terbukti ada campur tangan pemerintah dan Indonesia harus terkena hukuman, maka keberlangsungan masa depan penampilan Indonesia di kancah internasional harus ditutup rapat-rapat.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA | EZTHER LASTANIA