TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah memanggil empat anggota Komite Eksekutif (Exco), Majelis Etik Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI, juga akan memanggil ketua PSSI, Djohar Arifin Husin. Pemanggilan tersebut diagendakan pada Rabu, 7 Desember 2011.
"Besok kami juga akan memanggil ketua PSSI," kata ketua Komite Etik PSSI, Todung Mulya Lubis, di kantor PSSI, Selasa, 6 Desember 2011.
Majelis etik merupakan bentukan Komite Etik. Majelis ini beranggotakan 7 dari 20 anggota komite etik. Todung yang meripakan ketua Komite Etik juga menjadi ketua majelis etik.
Menurut Todung, pihaknya juga akan memanggil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI. Pemanggilan tersebut terkait permintaan Ketua Umum PSSI kepada Majelis Etik, untuk mengklarifikasi surat yang dilayangkan oleh empat orang anggota Exco, yaitu Robertho Rouw, La Nyalla Mattalitti, Tonny Aprilani, dan Erwin Dwi Budiawan, kepada FIFA dan AFC, serta klarifikasi terkait pertemuan pada 16 November lalu di Surabaya, yang diduga ada unsur provokasi dan mendeskreditkan PSSI
"Ada hal yang akan kita cross-check kepada ketua umum dan Sekjen untuk mendapatkan gambaran yang akurat, mengenai substansi apa yang dianggap dugaan pelanggaran etika," katanya.
Sementara itu, tiga anggota Exco PSSI, yaitu La Nyalla Mattalitti, Tonny Aprilani, dan Erwin Dwi Budiawan mangkir dari pemanggilan Majelis Etik yang diagendakan pada hari ini.
Para anggota Exco itu melayangkan surat yang ditujukan kepada Sekjen PSSI, perihal keberatan mengenai keberadaan Majelis Etik dan keberadaan Todung sebagai ketua Komite Etik. "Kami baru menerima surat hari ini, yang ditujukan kepada Sekjen PSSI tertanggal 5 Desember 2011 dari empat anggota Komite Eksekutif tersebut," kata Todung.
Todung sendiri mengatakan ketidak hadiran ke empat anggota Exco itu merupakan hak mereka. "Ini panggilan terakhir. Jangan salahkan kami jika membuat keputusan atas dasar fakta-fakta yang kami punya," kata Todung.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, salah seorang anggota Exco, La Nyalla Mattalitti, mengatakan penolakan tersebut atas dasar tidak jelasnya pembentukan Majelis Etik yang tidak melalui mekanisme rapat Exco.
Nyalla mengaku pihaknya sudah menghargai Komite Etik dengan hadir pada panggilan pekan kemarin, serta sudah cukup menjelaskan seluruhnya kepada Komite Etik. "Mereka seharusnya sudah mengerti. Jangan hanya kami saja yang diperiksa. Tapi Ketua Umum dan Sihar Sitours ini yang membuat masalah juga harus diperiksa," kata Nyalla.
ANGGA SUKMA WIJAYA