TEMPO.CO , Muenchen : Empat trofi Piala Eropa, 22 gelar juara domestik, dan 15 trofi Piala Liga. Itulah rangkaian trofi yang membesarkan nama klub Bayern Muenchen. Tapi, dalam sejarah kehidupan klub Bavarian selama 112 tahun yang harum itu, masih ada yang belum mereka capai. Salah satunya tiga gelar juara dalam satu musim alias treble.
Mereka memenangi gelar juara antarklub Eropa tiga kali berturut-turut pada 1974-1976 dan Liga Champions pada 2001. Tapi tidak sekalipun di antara kurun tersebut Muenchen juga bisa meraih gelar ganda atau malah tiga sekaligus dalam kompetisi dan kejuaraan lokal.
Namun hal itu mungkin bisa berubah dalam beberapa pekan ini. Bayern tinggal menjalani sembilan pertandingan lagi untuk menguak peluang meraih treble. Sampai sebelum pertandingan kemarin, klub Bavarian itu memenangi delapan pertandingannya di semua kompetisi dan hanya kebobolan dua kali. Saat itu mereka tepat dalam standar permainan terbaiknya.
Di setiap kompetisi yang dihadapi biasanya ada strategi yang berbeda-beda pula. Namun yang jelas, sejak kemarin Muenchen berfokus untuk berpikir dari satu pertandingan ke laga berikutnya. Hanya, pelatih Jupp Heynckes bakal lebih pragmatis: mencari cara yang paling efektif dan efisien untuk memenangi pertandingan secepat mungkin.
Di Liga Jerman atau Bundesliga, Heynckes bakal mengharuskan para pemain Muenchen bermain lebih agresif. Mencetak gol sebanyak mungkin adalah prioritas. Ini untuk menjaga jika terjadi raihan nilai yang sama dengan sang rival, Borussia Dortmund, atau jika lawan yang dihadapi meraih momentum kebangkitan dan mengejar ketertinggalan. Itu yang dicoba dilakukan terhadap lawan seperti Augsburg dan Mainz.
Dengan Dortmund masih unggul tiga poin di puncak klasemen, tak ada pilihan lain buat Muenchen kecuali berusaha memenangi semua sisa partainya di Bundesliga. Hal itu termasuk melawan sang pemimpin klasemen pada Rabu mendatang. Berkunjung ke Westfalenstadion untuk menghadapi sebuah tim yang memiliki kelas di atas lawan lainnya, Muenchen akan bermain dengan mengerahkan segala kemampuan terbaiknya.
Rotasi pemain sebelum dan sesudah pertandingan melawan Dortmund akan bisa menyegarkan kekuatan tim. Ada stok pemain yang cukup di lini tengah klub Bavarian ini buat mengatasi padatnya jadwal. Jika bisa menang dalam enam partai terakhir di Bundesliga, mereka berpeluang meraih gelar pada Mei mendatang.
Di Piala Liga Jerman atau DFB-Pokal dan semifinal Liga Champions, Muenchen akan melakukan pendekatan yang berbeda. Heynckes akan mengutamakan ketatnya sistem pertahanan dalam sistem gugur di dua kejuaraan tersebut. Hasil seri ini jauh lebih baik dibanding hasil imbang di Bundesliga. Jika mereka tidak kebobolan di Champions dan Pokal, satu-satunya hal yang bisa “mengalahkan” mereka adalah adu penalti.
Melawan Dortmund di final Pokal akan cukup berat. Tapi jauh lebih berat lagi melawan Real Madrid dalam dua kali semifinal Liga Champions, karena klub raksasa Eropa dari Spanyol itu memiliki serangan yang berkualitas dunia. Skuad asuhan pelatih Jose Mourinho itu memiliki pemain dengan kualitas individu yang mengagumkan, seperti pemain termahal di dunia, Cristiano Ronaldo dan Kaka. Bukan hanya penyerang Madrid yang berbahaya, bek dan gelandangnya pun punya kemampuan membongkar pertahanan lawan secara mengagumkan.
Dua kali pertemuan melawan pemimpin Divisi Primera La Liga Spanyol itu akan jauh lebih menyulitkan dibanding pertarungan di kandang melawan Barcelona atau Chelsea. Muenchen tidak hanya harus bisa tampil dengan kekuatan terbaik. Mereka juga harus menghindari cedera, kelelahan, dan yang tak kalah penting adalah terbebas dari kartu kuning atau kartu merah.
Toni Kroos, Thomas Muller, Jerome Boateng, David Alaba, dan Luiz Gustavo sudah terkena larangan satu kali larangan bertanding di Liga Champions musim ini. Kehilangan pemain lagi karena akumulasi kartu bakal menjadi kerugian besar buat Muenchen. Sebab, jika berhasil menyingkirkan Madrid, mereka butuh susunan pemain inti terbaik di final melawan Barcelona atau Chelsea.
Semua ini pekerjaan yang menantang sekaligus berbahaya buat Muenchen. Mereka harus menang atas Dortmund di Bundesliga. Padahal, dalam tiga pertemuan terakhir dengan raksasa dari Kota Muenchen itu, Dortmund selalu menang. Di sisi lain, menghadapi Madrid, yang punya tradisi kaya bintang dunia, juga semakin berat karena ada Mourinho yang sudah terbukti kehebatannya menangani sejumlah klub Eropa di tingkat lokal ataupun Eropa.
“Dua klub Spanyol itu (Real Madrid dan Barcelona) mungkin sedikit lebih superior daripada kami. Tapi, dalam dua pertandingan, Anda akan lihat kami bisa mengalahkan Real Madrid. Bayern memiliki sejarah melawan mereka dan itu sangat positif,” kata Heynckes, 66 tahun.
Tapi gelandang tim nasional Jerman Barat saat memenangi Piala Dunia 1974 tersebut menekankan bahwa mereka tidak hanya berfokus pada Madrid. “Kami mesti merawat energi kami. Ada program besar di hadapan kami. Banyak pertandingan penting dan kami butuh dukungan semua pemain,” kata Heynckes, yang membawa Real Madrid sebagai pelatih ketika memenangi Liga Champions 1997/1998.
GOAL.COM | PRASETYO
Berita Terkait
Dansa Masuk Olahraga PON
Stoner-Lorenzo Bersaing Ketat di Sirkuit Qatar
Lorenzo Siap Bersaing dengan Stoner
Ketahuan Nyontek Saat Ujian, Pedrosa Minta Maaf
Casey Stoner Hendak Patahkan Mitos
Balotelli, Wanita Penghibur, dan Tinju Mancini
Aroma Dendam di Emirates
Ferguson Ingin Cekik Pemain yang Bikin Ulah
Satuan Tugas AFC Selesaikan Kisruh PSSI
Phil Jones Nikmati Persaingan Gelar Juara