TEMPO.CO, Surabaya - Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA, batal menjatuhkan sanksi dan masih memberi waktu tiga bulan kepada Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia agar membereskan kekisruhan dualisme kepengurusan yang terjadi. Presiden FIFA Sepp Blatter pun menyebut keputusan ini sebagai hadiah Natal bagi sepak bola Indonesia.
Namun, Ketua Umum Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta sengkarut kepengurusan tersebut harus tetap diselesaikan melalui mekanisme kongres. Sebab, menurut La Nyalla, kongres merupakan kedaulatan tertinggi di organisasi sepak bola Indonesia.
"Kami ingin selesaikan semua masalah ini melalui kongres, karena di tangan anggotalah kedaulatan PSSI ini ada," kata La Nyalla kepada Tempo, di Surabaya, Ahad, 16 Desember 2012.
La Nyalla menambahkan, sengketa kepengurusan di PSSI sudah berjalan cukup jauh. Sebagai elite organisasi, ia mengajak semua pihak untuk mengetahui dan sadar akan batas kewenangan yang dimiliki. "Kepada mereka para anggota kita, amanah ini harus dikembalikan," kata La Nyalla.
Dihubungi terpisah, Deputi Sekretaris Jenderal PSSI Saleh Ismail Mukadar mengatakan, pihaknya belum membahas rumusan penyelesaian masalah seperti yang dikehendaki FIFA. PSSI, kata Saleh, baru akan membicarakan masalah tersebut setelah seluruh petingginya lengkap.
Alasannya, sebagian para pengurus teras PSSI masih berada di Jepang selepas pertemuan dengan Sepp Blatter dan Presiden UEFA Michel Platini. "Langkah PSSI akan dibicarakan setelah ketua umum dan sekretaris jenderal balik dari Tokyo." kata Saleh melalui pesan singkat.
KUKUH S WIBOWO