TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo Notodiprojo meminta isu penggelapan dana Badan Tim Nasional (BTN) diusut. Ia menyatakan mendukung Ketua BTN Isran Noor untuk memperjelas masalah ini. “Kalau perlu, laporkan kepada yang berwajib,” kata Roy saat dihubungi, Selasa, 26 Maret 2013.
Roy mengatakan, ia sangat peduli pada masalah aturan yang berkaitan dengan keuangan, apalagi terkait dengan penyimpangan anggaran. Sekalipun belum ada pemain yang mengadu kepadanya, kata dia, pemerintah wajib mengayomi siapa pun. “Saya dukung upaya pengusutan itu,” ujarnya.
Roy bahkan melangkah lebih jauh dengan menduga performa pemain yang menurutnya kurang bagus pada saat berlaga melawan Arab Saudi, 23 Maret 2013 lalu, disebabkan masalah keuangan. “Jangan-jangan pemain begitu karena urusannya enggak clear,” ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah pemain yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan belum menerima honorarium yang dijanjikan Badan Tim Nasional. Padahal mereka sudah mengikuti pemusatan latihan tim nasional untuk menghadapi Arab Saudi dalam babak kualifikasi Piala Asia 2015. Sesuai dengan janji, mereka akan diberikan uang saku Rp 2 juta per hari.
Bahkan, seorang pemain yang belum dibayar merupakan salah satu dalam 23 nama yang dipilih pelatih sementara Rahmad Darmawan untuk berlaga melawan Arab. Ia mengaku BTN masih menunggak honor.
Ketua BTN Isran Noor menyalahkan wakilnya, Harbiansyah Hanafiah, mengenai penunggakan honor pemain ini. Isran menyatakan telah memberikan uang sebesar Rp 2 miliar kepada Harbiansyah untuk mengelola timnas, termasuk membayar honor pemain. Harbiansyah pun membantah tuduhan ini. Ia bahkan menyatakan siap menyerahkan pemerincian pengeluaran tim nasional.
Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal PSSI Hadiyandra meminta masyarakat tidak terburu-buru menuduh Wakil Ketua BTN Harbiansyah Hanafiah melakukan penggelapan. “Kan, kegiatan baru saja selesai. Pasti laporan sedang disiapkan,” ujarnya.
Senada dengan Hadiyandra, anggota Komite Eksekutif PSSI Tony Apriliani mengatakan dirinya tak bersepakat jika ada penggelapan dalam pengelolaan timnas. “Dana Rp 2 miliar itu merupakan dana talangan dari Pak Isran. BTN siap mengembalikan, kok,” kata dia.
Tony menambahkan, Komite Eksekutif akan segera melakukan rapat. Salah satu agendanya adalah mengevaluasi kinerja BTN. Hadiyandra mengatakan, alternatif tanggal diadakannya rapat Komite Eksekutif adalah 1-5 April 2013. Rapat itu, kata Hadiyandra, akan langsung diikuti oleh empat anggota Komite Eksekutif yang baru, yaitu Zulfadli, La Syia, Djamal Aziz, dan Hardi Hasan.
Sedangkan enam anggota yang diskors dipastikan Hadiyandra tidak akan diundang. Selain soal evaluasi BTN, kata Hadiyandra, rapat Komite Eksekutif akan membicarakan rencana kongres biasa berikutnya.
GADI MAKITAN