TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah berita buruk penderitaan beberapa pemain sepak bola Indonesia karena hidup tak layak, mengintip mess pemain Persija versi Liga Prima Indonesia (IPL) bisa menjadi angin segar. Mereka memiliki fasilitas yang lumayan.
Terletak di Kompleks Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU), Halim Perdanakusuma, Jakarta, mess itu berdiri di tanah seluas kira-kira 1.000 meter persegi. Bangunan yang bercat biru muda itu terdiri dari dua lantai.
Setiap lantai terdiri dari delapan kamar. Ada kamar yang luas sehingga bisa dihuni enam pemain dan ada kamar yang hanya bisa dihuni dua pemain.
Di lantai satu, terdapat ruang makan yang luasnya kira-kira 8 x 8 meter. Di dalamnya terdapat satu meja besar yang digunakan pemain untuk menyantap makanan yang rutin diberikan setiap hari.
Kompleks TNI AU yang jauh dari hiruk pikuk lalu lintas Jakarta membuat suasana di mess itu tenang. Suara lagu dangdut yang berasal dari salah satu kamar pun bisa terdengar dari luar mess.
Untuk menunjang kebutuhan latihan, di lantai dua terdapat ruang alat kebugaran. Di dalamnya terdapat satu treadmill, dua sepeda statis, dan dua peralatan angkat beban. Satu meja pingpong berwarna biru menempati sisa ruangan itu.
Pemain-pemain juga bisa menghabiskan waktu saat tak ada kegiatan dengan bermain biliar di depan ruang kebugaran itu. Di ruangan berkumpul itu juga terdapat televisi layar datar berukuran besar (kira-kira 42 inci) yang biasanya digunakan pemain untuk berkaraoke.
“Dibandingkan klub lain, ini jauh lebih lumayan,” kata Cornelius Sergius Geddy, striker Persija IPL yang sebelumnya pernah bermain di Persisam Putra Samarinda dan Bontang FC, ketika ditemui Senin, 26 Agustus 2013. “Mess ini komplit.”
Mess itu sebenarnya didirikan untuk menampung pemain Persatuan Sepak Bola TNI Angkatan Udara (PSAU), yang kesemuanya adalah anggota TNI AU. Karena semua pemain Persija IPL merupakan anggota PSAU, mereka berhak tinggal di mess itu.
“Apalagi yang kurang?” ujar Gatot Susanto, pengurus Persija IPL. “Mereka (pemain) diberi fasilitas yang baik. Mereka juga menerima gaji setiap bulan, walaupun jumlahnya kecil.”
Cornelius membenarkan hal ini. “Ini yang membuat kami sedikit tenang dibandingkan pemain klub lain,” kata dia. “Kalau dari konsorsium (IPL), sejak Desember tahun lalu kami belum menerima bayaran.”
GADI MAKITAN