TEMPO.CO, Jakarta - Ketua kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania, Larico Ranggamone, menyesalkan sikap aparat kepolisian yang melakukan tindak kekerasan terhadap kelompoknya di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Kamis, 8 Mei 2014. Menurut dia, tindak kekerasan itu mestinya tidak perlu terjadi.
"Kenapa harus pakai kekerasan," kata Larico saat dihubungi Tempo, Jumat, 9 Mei 2014. "Kami sudah mematuhi perintah kepolisian untuk tidak melanjutkan perjalanan ke Bandung." (Baca: Jakmania Pertanyakan Larangan Nonton di Bandung)
Larico bertutur, di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dalam perjalanan menuju Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, untuk menonton laga Persija Jakarta melawan Persib Bandung, bus-bus yang mengangkut rombongan Jakmania dihentikan polisi. Mereka diminta untuk tidak melanjutkan perjalanan karena situasi tidak kondusif. "Kami mematuhinya," katanya.
Namun, kata Larico, selang 20 menit menempuh perjalanan kembali ke Jakarta, tiba-tiba bus mereka diserang aparat kepolisian. "Kami panik, lalu berhamburan ke luar bus dan menyelamatkan diri," ujarnya. "Mungkin itu yang dituduhkan orang bahwa kami ingin menutup jalan tol."
Jakmania, tutur Larico, kemudian dipukuli polisi dan diminta naik lagi ke dalam bus. "Polisi juga menembakkan gas air mata," dia menambahkan. "Bahkan ada gas air mata yang sampai masuk ke bus."
Karena penuh gas air mata di bus, Larico bertutur, beberapa anggota Jakmania kembali turun. "Lalu kami dipukuli lagi supaya naik ke dalam bus," ujarnya.
Bahkan Larico mengatakan mereka kembali dipukuli saat berhenti di rest area untuk membeli minum. "Memangnya kami binatang?" Larico mengatakan, akibat kejadian itu, 14 dari 25 bus yang mereka sewa rusak.
GADI MAKITAN
Terpopuler
Persib Vs Persija, Viking dan The Jak Tawuran
Berapa Kekayaan Bupati Bogor Rachmat Yasin?
Cara Bupati Bogor Mengelak Disebut Terima Suap
Ini Dia Kesalahan Pertama Van Gaal kepada MU