TEMPO.CO , Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) siap membantu Kepolisian Republik Indonesia memberantas mafia pengaturan skor sepak bola. Mereka bersedia memberikan data pengaturan skor yang sebelumnya telah dihimpun Tim Sembilan.
“Kami tidak akan lepas tangan,” kata juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewabroto, Kamis, 18 Juni 2015.
Menurut Gatot, Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah lebih dahulu menaruh perhatian soal pengaturan skor sepak bola Indonesia ketika mereka membentuk Tim Sembilan—tim yang diberi tugas mengevaluasi dan mengawasi kinerja Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Tim Sembilan, kata Gatot, sudah menghimpun data yang diperlukan untuk membongkar praktek pengaturan skor itu. Tapi, masa tugas mereka telah berakhir pada 6 Mei lalu.
“Karena Tim Sembilan belum tuntas, kami memberi rekomendasi kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi agar menindaklanjuti pembasmian pengaturan skor,” kata Gatot, pada saat itu juga menjadi anggota Tim Sembilan.
Salah satu bentuk tindak lanjut itu adalah kesediaan Kementerian untuk memberikan data yang mereka miliki jika Badan Reserse dan Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri) memintanya. “Kalau dipanggil untuk memberi kesaksian, kami siap,” kata dia.
Gatot menjelaskan, Tim Sembilan pernah bertemu dengan seseorang berinisial BS pada awal Maret lalu. Orang yang mengklaim menjadi salah satu pelaku itu memaparkan bagaimana pengaturan skor terjadi di liga sepak bola Indonesia. “Tapi saat itu kami belum berani melaporkan keterangannya kepada polisi,” ujarnya.
Dia menambahkan, “Siapa pelakunya, belum spesifik. Kami tidak ingin mengambil risiko sehingga keterangan itu kami masukkan dalam rekomendasi kepada Menpora untuk mengusut tuntas kasus pengaturan skor.”
Selasa lalu, seseorang yang berinisial BS melaporkan tindak pidana penyuapan terkait pengaturan skor ke Mabes Polri dengan didampingi tim penasihat hukum dari beberapa lembaga swadaya masyarakat di Jakarta. Adapun pihak-pihak yang dilaporkan adalah manajer beberapa klub, pemain, dan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Tapi, Gatot belum memastikan apakah ini orang yang sama dengan yang pernah datang menemui Tim Sembilan.
Sehari setelah pelaporan BS ke Bareskrim Polri, dua mantan pelatih klub yang berlaga di divisi utama dan Liga Super Indonesia memberi kesaksian di hadapan wartawan soal pengaturan skor dengan didampingi tim advokasi yang juga mendampingi BS.
Salah seorang di antara dua mantan pelatih itu, Gunawan, bahkan mengaku terlibat pengaturan skor saat ia masih menjadi pelatih tim divisi utama Persipur Purwodadi pada 2013. Dia juga menyebut nama seseorang berkebangsaan Malaysia sebagai salah satu oknum yang memiliki peran besar dalam pengaturan skor di liga sepak bola Indonesia. Tapi, tim penasihat hukum mengatakan Gunawan belum memberi laporan kepada Bareskrim Polri. “Sekarang, fokus kami adalah menguatkan dan mengkonsolidasikan bukti-bukti yang kami miliki,” kata Asep Komarudin, salah satu anggota tim penasihat hukum itu.
Hingga berita ini ditulis, Gunawan masih berada di Jakarta. “Saya serahkan semua ke penasihat hukum. Mereka yang akan mengarahkan. Saya mengikuti saja,” kata Gunawan saat dihubungi Tempo, kemarin.
GADI MAKITAN | RINA WIDIASTUTI