TEMPO.CO, Jakarta - Australia meminta Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola mengembalikan biaya lelang akibat tidak terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Sebab, FIFA menerima uang tanpa alasan jelas. Terlebih, Australia menilai, penentuan tuan rumah kejuaraan bergengsi itu tidak menggunakan prosedur semestinya.
Presiden FIFA non-aktif, Sepp Blatter, baru saja mengungkapkan para pemegang suara sudah sepakat untuk menentukan pilihan sebelum pemungutan. Kesepakatan itu menunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Bonit Mersides mengatakan Australia menghabiskan APBN sebesar 45 juta dolar atau Rp 615 miliar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia. Dari jumlah itu, bekas kepala komunikasi Australia untuk pemenangan tuan rumah Piala Dunia tersebut menambahkan, Australia menggelontorkan 270 ribu pundsterling atau Rp 5,6 miliar untuk Wakil Presiden FIFA Jack Warner. Badan Anti-pencucian Uang Inggris tengah menyelidiki gelontoran dana itu.
Federasi Sepak Bola Australia menolak penyalahgunaan anggaran tersebut. Meski begitu, Mersiades mendesak FIFA mengembalikan biaya tersebut. "Entah bagaimana uang itu digunakan, ketika uang itu milik pembayar pajak dan ketika ada cacat proses, seperti dijelaskan Sepp Blatter, uang itu harus dikembalikan atas nama pembayar pajak," katanya.
Ia mengatakan, Australia menggelontorkan dana banyak untuk pemeriksaan teknis dan presentasi final. Namun hal-hal tersebut tidak diperhitungkan dalam keputusan akhir. "Kenapa kami mesti membayar untuk semua itu?" katanya.
BBC | GURUH RIYANTO
Artikel Menarik:
Jose Mourinho Terpuruk Gara-gara Wanita Cantik
Mourinho Terseruduk Kambing Hitamnya Sendiri