TEMPO.CO, Jakarta - Komite Eksekutif FIFA telah menyetujui usulan-usulan Komite Reformasi FIFA 2016 yang disampaikan dalam rapat Komite Eksekutif FIFA pada 2-3 Desember 2015. Usulan itu akan dibawa ke Kongres FIFA pada 26 Februari 2016. Salah satu usulan itu adalah pembatasan masa jabatan presiden FIFA.
Masa jabatan maksimal untuk seorang presiden FIFA, berdasarkan usulan itu, adalah tiga periode dengan masing-masing periode berjangka waktu empat tahun. Pembatasan ini juga berlaku untuk Badan FIFA—Audit Kepatuhan, dan badan-badan yudisial.
Reformasi FIFA ini dilakukan di tengah krisis yang melanda badan sepak bola dunia itu. Presiden mereka, Sepp Blatter, sedang menjalani skors dari Komite Etik FIFA karena diduga terlibat penyalahgunaan uang. Sebelum diskors tahun ini, Blatter menjabat sebagai presiden FIFA sejak 1998.
Selain menerima usulan soal pembatasan masa jabatan, Komite Eksekutif juga menerima usulan soal pemisahan fungsi politik dan manajemen dalam tubuh FIFA. Badan FIFA (yang akan menggantikan Komite Eksekutif) akan bertanggung jawab mengatur arah strategis organisasi, sementara sekretariat jenderal akan mengawasi tindakan-tindakan komersial dan operasional yang diperlukan untuk mengeksekusi strategi yang telah ditetapkan.
Usulan lain yang juga diterima adalah pelibatan pemangku kepentingan yang lebih luas. FIFA akan membuat Komite Pemangku Kepentingan Sepak Bola. Komite ini akan terdiri dari wakil-wakil pemangku kepentingan kunci, seperti pemain, klub, dan liga.
FIFA | GADI MAKITAN