TEMPO.CO, Jakarta - Beruntunglah Manchester United bisa mendapatkan Bastian Schweinsteiger. Biarpun usianya tidak muda lagi, yakni 31 tahun--sesuai dengan nomor punggungnya--pemain pindahan dari Bayern Muenchen ini telah menolong klub itu dalam dua pertandingan terakhir.
Saat para pemain depan klub itu kehabisan akal dalam menceploskan bola ke gawang lawan, Schweinsteiger berhasil membuat gol. Pertama terjadi ketika mereka menang atas Watford. Satu lagi, golnya ke Leicester City menyelamatkan klub asuhan Louis van Gaal itu dari kekalahan.
Dua gol dari Schweni—panggilannya—menjadi gol terakhir yang bisa dibuat para pemain Setan Merah dalam empat pertandingan terakhir. Di laga terakhir, melawan West Ham, Sabtu pekan lalu, kembali mereka gagal bikin gol. “Anda tidak bisa bicara memenangi gelar kalau tidak bisa mencetak gol. Semestinya kami bisa menang melawan West Ham," kata Schweinsteiger.
Kegagalan bikin gol menjadikan tekanan berat bagi para pemain saat berangkat ke Stadion Volkswagen, Wolfsburg, untuk melakoni laga terakhir di Liga Champions Grup B. Mereka harus menang melawan tuan rumah--yang cukup perlu hasil imbang--untuk bisa melenggang ke babak 16 besar Liga Champions.
Untuk menang, siapa pun dari pemain Manchester United harus bisa mencetak gol--lebih banyak daripada tim tuan rumah. Kalau tidak, Setan Merah harus turun kelas dan hanya bermain di Liga Eropa tahun depan.
“Laga ini sangat penting bagi kami. Tapi saya tahu bagaimana sulitnya bertanding di sana. Tidak akan mudah. Kami harus benar-benar menemukan taktik yang tepat,” katanya. “Tapi kami siap untuk pertandingan ini.”
Schweinsteiger mengakui timnya kali ini tidak memiliki pemain yang memiliki naluri mencetak gol dengan baik. Sebutlah seperti yang dimiliki pemain hebat macam Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, atau bekas teman satu timnya, Thomas Mueller.
Tapi sebenarnya para pemain depan United, menurut dia, bisa mencetak gol kalau mereka punya keyakinan untuk mencetak gol. “Jika mereka ingin mencetak gol, gol itu bisa tercipta. Ini adalah masalah sikap,” ujarnya panjang-lebar.
Dengan absennya Wayne Rooney, tak ada pilihan bagi Louis van Gaal untuk menurunkan pasukan mudanya, seperti Anthony Martial, Memphis, dan Jesse Lingard di lini depan. Itu artinya, tugasnya akan bertambah. Dari posisi tengah itulah, selain harus mendukung trio imut itu, dia juga memotivasi mereka untuk mencetak gol.
Di Volkswagen, saat Louis van Gaal lebih asyik dengan catatan di kertas-kertasnya, membangkitkan motivasi di lapangan tak lain jadi tugas Schweinsteiger. “Itu alasan kami membeli Schweinsteiger karena dia adalah pemain yang bisa memimpin tim,” kata Manajer Louis van Gaal. “Hal itu penting, tidak hanya kualitas permainannya di lapangan, tapi dia bisa memimpin dan membentuk tim di lapangan.” Bukan tugas yang ringan buat Schweinsteiger.
Prediksi formasi pemain:
Wolfsburg 4-4-2
GK: Benaglio
DF: Vierinha, Naldo, Klose, Rodriguez
MF: Caliquiri, Arnold, Guilavoqui, Draxler
FW: Kruse, Schurrle
Manchester United 4-5-1
GK: De Gea
DF: Varela, Smalling, Blind, Darmian
MF: Mata, Fellaini, Carrick, Schweinsteiger, Lingard
FW: Martial
GUARDIAN | DAILYSTAR | IRFAN B.