TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban dari bentrok yang terjadi antara suporter Persija dan warga desa Lungbenda, Cirebon, Minggu, 6 November 2016. Insiden itu menyebabkan tewasnya seorang korban bernama Harunul Rasyid Lestaluhu, dan beberapa lainnya luka kritis.
“Ini tidak perlu terjadi seandainya para pihak yang terkait dengan mobilisasi suporter klub sepak bola konsisten sepenuhnya terhadap komitmen untuk menjaga ketertiban,” ujar Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot S. Dewa Broto, lewat keterangan tertulis, Ahad, 7 November 2016.
Gatot yang juga Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga itu mengatakan komitmen menjaga ketertiban harusnya dijaga selama pertandingan, maupun sesudahnya. “Hal ini perlu ditegaskan, karena korban sudah cukup banyak, dan itu tidak boleh terus berulang.”
Gatot, yang mendapat informasi dari Kepolisian Daerah Jawa Barat, mengatakan keributan itu berawal saat enam unit bus yang ditumpangi Jakmania, sebutan pendukung Persija, melintas di pintu jalan tol Palimanan, Cirebon. Sejumlah bus diketahui berhenti di sekitar jalan layang Lungbenda.
“Sebagian suporter diduga turun dari bus, dan melempari rumah warga Lungbenda dengan batu,” ujarnya.
Tindakan itu direspons balik oleh warga desa tersebut. Kata Gatot, keributan juga sempat terjadi di hari yang sama antara Jakmania dan sekelompok pemuda yang berkumpul di bawah jalan layang tersebut. Para pemuda Lungbenda itu disangka sebagai pendukung Persib Bandung yang menghadang. “Tapi menurut polisi, sekelompok pemuda itu adalah anak punk yang memang biasa berkumpul di sana.”
Saat ini, Kepolisian Resor Cirebon telah menyiagakan personel untuk mengantisipasi terjadinya tawuran susulan yang melibatkan Jakmania dan warga setempat. Pasalnya, masih ada rombongan Jakmania lain yang akan melalui jalur yang sama.
YOHANES PASKALIS