TEMPO.CO, Jakarta - PSM Makassar berhasil mengkudeta Madura United dari puncak klasemen sementara Liga 1 Indonesia setelah menekuk Pusamania Borneo FC 1-0, Senin malam. Gol penalti Reinaldo Elias da Costa memastikan PSM mengumpulkan 23 poin dari 11 laga. Mereka unggul satu poin dari kedua Madura United.
Pelatih kepala PSM Makassar, Robert Rene Alberts, gembira dengan kemenanga itu. "Kami tak terkalahkan di laga kandang dan ini bagus. Saya tekankan 11 laga kita selalu menjadi nomor satu dan ini harus tetap dijaga agar tetap nomor satu," ucap dia seusai laga, Senin malam, 19 Juni 2017.
Meski begitu, ia menilai persaingan masih ketat. Semua tim bisa menjadi pesaing berat, termasuk Madura United. "Seharusnya yang difavoritkan itu Persib Bandung tapi dengan kondisinya yang tak bagus jadi tak ada tim favorit," kata pelatih asal Belanda ini.
Baca: Liga 1: Tekuk Borneo 1-0, PSM Makassar Kembali Puncaki Klasemen
Menurut dia, saat bertemu Borneo anak asuhnya memang layak meraih kemenangan karena menguasai jalannya pertandingan selama 90 menit. Namun, penyelesaian akhir yang membuatnya tak puas sehingga PSM hanya berhasil mencetak satu gol saja.
"Kami memang layak menang, tapi saya kecewa pada penyelesaian akhir, harusnya kita bisa mencetak tiga sampai empat gol," tutur eks pelatih Arema tersebut. "Sekarang kita lupakan masa lalu, dan harus menatap masa depan yakni melawan Persib Bandung."
Rene Alberts menyatakan, tim dan seluruh jajaran pendukung punya bekal yang bagus untuk menyongsong laga-laga berikutnya. "Yang terpenting sekarang saling percaya saja," urainya.
Penyerang PSM Makassar, Ferdinand Sinaga, mengatakan bahwa timnya harus mempertahankan puncak klasemen, setelah menyapu bersih poin penuh di enam laga kandang. "Pertahankan puncak klasemen hingga pertandingan selesai," kata Ferdinand.
Pelatih PBFC Dragan Djukanovic mengungkapkan persaingan cukup seru dan berjalan sesuai keinginannya. "Tapi passing bola pemain yang kurang sampai mudah kehilangan bola, padahal kita bermain bagus bertahan dan bisa meminimalisir permainan individu pemain PSM," ucap Dragan.
Terkait penalti yang akhirnya membuat PSM Makassar unggul, ia memaklumi karena bermain di Indonesia. Padahal jika melihat kepemimpinan wasit banyak keputusan yang merugikan anak asuhnya. "Tapi kita bermain di Indonesia, jadi inilah yang terjadi kita tak bisa bilang apa-apa. Sebagus apapun pelatih memotivasi pemainnya kalau kepemimpinan wasit tak fair maka tak kita tak bisa berbuat apa-apa dan kondisi ini selalu dialami PBFC," tutur Dragan.
DIDIT HARIYADI