Kapan restrukturisasi PSSI rampung?
Senin depan. Saya harus mempercepat ini, kalau enggak, enggak bisa kerja. Setelah rampung langsung dipakai.
Akan ada nama yang hilang?
Ya, kita lihatlah, saya belum bisa bilang.
Ide restrukturisasi datang dari Anda?
Sewaktu saya datang, keputusan dari Komite Eksekutif menetapkan pengangkatan sekjen. Kedua, menetapkan restrukturisasi organisasi. Caranya, diserahkan ke sekjen.
Jadi perombakan organisasi merupakan tugas pertama Anda?
Tugas pertama saya adalah membereskan ratusan surat yang masih tertunda. Saya diangkat Jumat, Senin-nya langsung kerja. Ada surat-menyurat dari ASEAN Football Federation dan The Asian Football Confederation yang harus dijawab, kompetisi yang lagi berjalan, dan lainnya. Restrukturisasi hanya bagian dari tugas-tugas itu.
Anda membawahkan legenda sepak bola seperti Ricky Yacobi atau Danurwindo. Sempat grogi?
Ya, ha-ha-ha. Tapi ini yang membuat saya kagum. Di sepak bola, ada jargon respek. Saya ibarat kapten di tim sepak bola. Mereka sangat respek, sehingga memudahkan saya beradaptasi. Kultur seperti itu belum tentu ada di perusahaan.
Setelah membereskan berkas, restrukturisasi, apa lagi yang perlu dibenahi dari PSSI?
Kalau pakai kata membenahi kurang tepat. Saya harus berkenalan dulu sama teman-teman di sini. Satu pekan kenal, saya lihat di sini ada segudang potensi. Saya pikir, wah, ini di mana salahnya? Kenapa tak bisa melaju cepat? Pemikirannya ada, lagi dipetakan, diatur, bukan dibenahi, karena tidak sekacau itu. Kita tidak berangkat dari sesuatu yang sangat buruk.
Lalu apa yang ditemukan?
Mungkin hanya ada masalah wrong man, wrong place. Masalah manajemen organisasi atau masalah pengetahuan sepak bola. Yang paling harus tancap gas itu area komunikasi. Kalau sekarang dilihat jalur komunikasi pun belum jelas, kan? Akhirnya berpusat ke sekjen.
Selanjutnya: Soal kebangkitan PSSI