TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan telak 4-1 atas Italia, Selasa, 29 Maret 2019, tak membuat Jerman puas. Apalagi bila melihat hasil pertandingan persahabatan sebelumnya melawan Inggris, di mana tim Panser—julukan tim Jerman—itu kalah 2-3 setelah sempat unggul 2-0.
Empat gol Jerman dibuat oleh Toni Kroos, Mario Gotze, Jonas Hector, dan Mesut Oezil, serta gol balasan Italia dibuat oleh Stephan El-Shaarawy. Banyak hal yang dipelajari Joachim Loew, pelatih Jerman, dari dua laga persahabatan itu dan dijadikan bahan evaluasi sebelum tampil di Piala Eropa 2006 di Prancis, 10 Juni-10 Juli, terutama untuk pertandingan pertama Grup C melawan Ukraina pada 12 Juni 2016.
Baca Juga:
"Kami tidak disiplin dan kehilangan konsentrasi saat melawan Inggris, plus kurang baik dalam penyelesaian akhir. Semua itu lebih baik ketika menghadapi Italia, tapi masih banyak yang perlu diperbaiki lagi," ujar Loew di Sky Sports.
Menurut dia, masih banyak faktor yang perlu diperbaiki dari pasukannya, seperti pertahanan, membangun serangan, dan pola permainan. Jerman tak pernah bisa mengatasi Italia di turnamen-turnamen besar, bisa menjadi lawan di perempat final Piala Eropa. Kemenangan atas Gli Azzurri—julukan tim Italia—pada Selasa adalah yang pertama buat Jerman dalam 21 tahun.
"Sudah pasti tim merasa senang bisa mengalahkan Italia, tapi pertandingan itu kurang penting bila dibandingkan dengan Piala Eropa, di mana Italia pasti akan tampil berbeda," ucap Loew.
"Kami bermain lebih baik dibanding saat melawan Inggris karena konsentrasi tim penuh selama 90 menit. Kami sudah membahas soal disiplin ini sampai akhir pertandingan," tuturnya lagi.
Loew juga berharap timnya bakal lebih tangguh setelah kembalinya Bastian Schweinsteiger dan Jerome Boateng yang sedang cedera. Ia sudah melihat sendiri bagaimana para pemainnya berjuang untuk mendapatkan tempat di tim saat melawan Italia. Semua ingin mendapat tempat di tim Piala Eropa.
PIPIT