TEMPO.CO, Jakarta - Saat Manchester United dipegang David Moyes, Rio Ferdinand mengeluhkan gaya bekas pelatih Everton itu dalam menentukan pemain yang akan diturunkannya. Hingga menjelang pertandingan, dia belum menyusun line up.
“Berbeda dengan Fergie (Sir Alex Ferguson), yang menentukannya sejak jauh hari. Bahkan dua pekan sebelumnya. Dengan begitu, pemain pun menjadi lebih siap,” kata pemain yang pernah menyandang bek termahal di Inggris itu.
Jose Mourinho, Manajer Manchester United, ternyata melakukan hal serupa dengan Sir Alex Ferguson. Sabtu lalu, saat melakoni pertandingan melawan Arsenal, dia menghampiri Henrikh Mkhitaryan, yang hanya menjadi penonton dalam pertandingan itu.
“Yoi,” begitu kalau kata anak Jakarta. “Saya sudah bilang ke dia bahwa dia akan diturunkan dalam pertandingan melawan Feyenoord,” kata Mou kepada wartawan.
Mou kemudian bercerita lebih banyak tentang hal yang disampaikannya kepada pemain yang dibeli dari Borrusia Dortmund itu.
“Pertandingan ini (melawan Arsenal) bukan buat kamu. Saya tak butuh kamu di sini. Kamu butuh pertandingan yang bagus. Entah akan menjadi pemain starter atau pemain pengganti,” ujar Mou menceritakan kembali pertemuan dengan Mkhitaryan.
Menurut pelatih yang besar mulut itu, Mikhi—panggilan Mkhitaryan—perlu diturunkan. “Untuk membuat tekanan kepadanya sedikit berkurang dan menciptakan kesempatan untuk menunjukkan kualitasnya.”
Pemain asal Armenia itu dibeli dengan harga 27 juta pound. Namun ia baru dua kali diturunkan, yakni menjadi pemain cadangan saat melawan Fenerbahce dan bermain dalam derby Manchester. Dalam dua laga itu, United mengalami kekalahan.
Bila dinihari nanti diturunkan, sebagai starter atau pemain pengganti, tentu itu bukan menjadi laga yang mudah bagi Mikhi. Saat ini di Liga Europa, posisi Setan Merah berada di nomor ketiga. Kemenangan adalah hal yang diminta Mourinho.
Terlebih dengan Feyenoord. Dalam pertandingan pertama di Rotterdam, mereka kalah 0-1. Sontak kala itu Mou dikritik habis-habisan.
Mou tentu tak ingin hal itu terulang, apalagi di Old Trafford. Dia ingin timnya menang. Apalagi tambahan tiga poin bisa membuat mereka mengamankan langkah ke putaran kedua atau 32 besar. Dalam pertandingan akhir, mereka akan bertandang ke Luhansk untuk menghadapi perlawanan sang juru kunci, Zorya.
Tapi hal itu tentu tidak akan mudah. Henrik Larsson, pemain yang pernah bermain di dua klub itu, menyebut Feyenoord sebagai tim yang bagus—yang bisa saja mengejutkan kembali. “Apalagi saat ini Mourinho belum sepenuhnya mendapatkan ramuan yang pas untuk timnya,” ucapnya.
Jadi memang tugas Mikhi dan pemain lain tidak akan semudah yang dibayangkan.
MANUTD.COM | ESPNFC | IRFAN