TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Inggris mulai gencar melakukan operasi terhadap aktivitas streaming siaran langsung Liga Primer Inggris secara ilegal. Kepolisian telah menahan lima orang yang diduga menjual perangkat dekoder modifikasi yang bisa membantu seseorang menonton siaran langsung sepak bola secara gratis.
Lima orang itu ditahan di lima kota berbeda: Manchester, Bolton, Bootle, Cheadle, dan Rhyl. Kepolisian Inggris menggeledah kediaman mereka dan menemukan tumpukan perangkat dekoder ilegal yang siap dijual.
Baca: Janji Mengejutkan Mourinho buat Sekelompok Fan Manchester United
Operasi itu dilakukan atas kerja sama kepolisian Inggris dengan Federasi Anti-Pencurian Hak Cipta (FACT) yang mewakili pengelola Liga Inggris dan pemilik hak siarnya, seperti Sky Sport, BT Sport, dan Virgin Media.
Kegiatan streaming melalui jaringan Internet seperti itu dianggap ilegal di Inggris. Kegiatan ini dianggap bisa menggerus keuntungan dari penjualan hak siar Liga Primer Inggris yang setiap tahun mencapai nilai total 5 miliar pound sterling atau sekitar Rp 83,2 triliun.
Baca: Pemain Ini Pengaruhi Jesus Pilih Man City Ketimbang Barca
Di Inggris, setiap orang yang ingin menonton siaran langsung sepak bola harus membayar per pertandingan. Tarifnya sekitar 11 pound sterling atau Rp 183 ribu per pertandingan. Nilai itu bisa lebih tinggi jika tayangan tersebut merupakan laga panas antartim besar.
Data sebuah perusahaan olahraga menunjukkan siaran langsung Liga Primer di sana ditonton setidaknya satu juta penonton setiap laga.
Baca: Petinggi MU Terkesan, Kontrak Mourinho Akan Diperpanjang
Direktur FACT Kieron Sharp menyebut penangkapan lima orang ini sebagai peringatan bagi mereka yang terlibat kegiatan serupa.
"Siapa saja yang menjual dekoder seperti ini harus bersiap menerima ketukan di pintu rumahnya," ujarnya.
Lima orang yang ditahan itu dikabarkan telah dibebaskan dengan jaminan.
Baca: Mkhitaryan Akui Manchester United Bukan Klub Impiannya
DAILYMAIL | FEBRIYAN