TEMPO.CO, Jakarta - Mantan striker AC Milan yang kini bermain untuk Villarreal, Carlos Bacca, menceritakan pengalaman dirinya saat membela I Rossoneri. Bacca merasa dia telah bermain di tim terburuk sepanjang sejarah AC Milan.
Pemain asal Kolombia tersebut menandatangani kontrak di AC Milan dari Sevilla pada bulan Juli 2015 dengan biaya 30 juta euro atau Rp 479 miliar. Bacca telah mencetak 34 gol dari 76 penampilannya di semua kompetisi. Dia juga membantu Milan menjuarai Piala Super Italia tahun lalu dan mengamankan posisi klasemen Liga Italia untuk bermain di Liga Europa musim ini.
Dengan hasil itu, Bacca mengaku puas dengan penampilannya di AC Milan secara pribadi. Namun, Milan merasa kurang puas dengan penampilan Bacca. Milan melakukan perombakan skuad di lini depan dengan mendatangkan Andre Silva, Fabio Borini, dan Nikola Kalinic. Pemain berusia 31 tahun akhirnya dilepas ke Villareal di jendela transfer musim panas tahun ini.
Baca: AC Milan Jeblok, Lihat Jomplangnya Belanja Pemain dan Prestasi
"Secara pribadi saya cukup puas saat berada di AC Milan. Saya telah mencapai target itu," kata Bacca kepada W Radio di Kolombia. "Saya bisa melakukannya lebih baik namun dibutuhkan bantuan dari direksi klub. Saya bermain di Milan yang terburuk sepanjang sejarah."
"Setelah 30 tahun, presiden Silvio Berlusconi ingin menjual klub. Kami memiliki ide yang berbeda dengan pelatih dan pemilik baru, tapi saya pergi dengan kepala tegak karena Milan berada di Eropa dan saya telah membantu. Saya senang Milan kembali ke Eropa, itulah tujuan saya saat meninggalkan Sevilla," ujar Bacca lagi.
AC Milan hanya bermain imbang 0-0 melawan AEK Athens, Jumat dinihari. Mereka tetap memuncaki Grup D Liga Europa dengan nilai 7 dari tiga laga, unggul dua angka dari AEK Athens. Namun, prestasi mereka di Liga Italia tak sebagus di kancah Eropa. Pasukan Merah Hitam itu berada di peringkat 10 dengan nilai 12, selisih 12 poin dari pemuncak klasemen, Napoli.
FOUR FOUR TWO | RAMADHAN L.Q.