TEMPO.CO, Jakarta - Borneo FC melesat ke posisi 4 klasemen sementara Liga 1 setelah mengalahkan PS Tira dengan skor 4-3 di Stadion Sultan Agung Bantul, Yogyakarta, Jumat, 20 Juli 2018. Mereka kini mengemas 25 poin, hanya selisih tiga poin dibanding PSM Makasar yang memuncaki klasemen.
Pelatih Borneo Dejan Antonic menilai kemenangan itu jadi modal timnya. "Kami merasa lebih siap menghadapi pertandingan berat selanjutnya karena ada (lawan) Sriwijaya FC (29 Juli) dan Mitra Kukar (6 Agustus)," kata dia seusai laga.
Namun dari laga melawan PS Tira, ia menilai timnya masih perlu banyak belajar lagi tentang arti bermain lepas 2 x 90 menit. Ia benar-benar gemas ketika para pemainnya yang semula di babak pertama bermain agresif dan mencetak gol hingga skor 4-1, kemudian hilang fokus hingga nyaris disusul PS Tira lewat dua gol tambahan hingga skor jadi 4-3.
"Dua gol tambahan dari PS Tira itu yang harus dievaluasi kenapa bisa terjadi, pemain kami justru panik di babak dua dan itu jadi kesempatan lawan bangkit dan terus serang," ujarnya.
Dejan mengakui, untuk memuncaki klasemen Liga 1 butuh perjuangan sangat berat. Ia pun mengkritik performa permainan anak asuhnya yang kadang agresif tapi tak lama kemudian kendor lagi. "Permainan masih up and down, belum stabil, tim ini butuh lebih banyak rotasi pemain di laga laga selanjutnya," ujarnya.
Dejan tak setuju jika kemenangan tipis atas PS Tira disebut hanya karena faktor keberuntungan juga. Sebab Borneo sudah memimpin dulu dengan menyarangkan 4 gol yang seluruhnya terjadi di babak pertama.
Dalam laga itu, wasit Hamim Tohari mengeluarkan 7 kartu kuning untuk dua tim, termasuk 5 untuk Borneo. Dejan Antonic membantah jika banyaknya kartu kuning itu karena anak asuhnya menghalau bola dengan segala cara tanpa perlu risau sanksi pelanggaran.
"Mana ada pelatih dunia yang minta pemainnya lakukan pelanggaran, dapatkan kartu kuning, biar ditakuti lawan? " ujar dia.
Dejan menuturkan, meski sepak bola olahraga keras, namun sebagai pelatih ia tetap berusaha mengarahkan pemain agar terhindar dari sanksi pelanggaran. "Saya bukan pelatih yang suka bilang 'Hey, kamu harus menang!' tapi saya cuma minta tim fokus cari poin penuh dan manfaatkan peluang," ujarnya.
Dejan justru merasa dalam laga ini, wasit Hamim Tohari terkesan tak berlaku adil pada timnya. "Kalau lawan lakukan pelanggaran ditegur dulu, tapi kalau pemain kami yang lakukan langsung kartu kuning, wasit penilaiannya berbeda," ujar Dejan.
Ia lega karena dari para pemain yang diganjar kartu kuning tak ada yang terkena akumulasi dua kali kartu sehingga tak ada yang dikeluarkan lapangan.
Dalam laga itu, pemain tengah Borneo FC paling banyak diganjar kartu. Dari 5 kartu yang didapat, 3 kartu kuning untuk lini tengah seperti Wahyudi Hamisi, Abrizal Umanailo, dan Titus Bonai. Sedangkan di lini belakanh yang diganjar kartu kuning hanya Diego Michiels dan satu kartu kuning untuk lini depan, Lerby Eliandry.
Sementara itu, pemain Borneo, Abdul Rahman, puas dalam dua laga tandang bisa mendapatkan poin penuh. Sebelum menang atas PS Tira, Borneo juga berhasil menang tipis dalam derby Kalimantan saat lawan Barito Putra dengan skor 2-1.
"Kemenangan atas PS Tira ini jadi kemenangan kedua dalam laga tandang kami, itu sangat berpengaruh saat kami menjalani laga tandang berikutnya lawan Sriwijaya yang juga di kandangnya," ujar Abdul.
PRIBADI WICAKSONO