TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang Liverpool Sadio Mane mengungkapkan tak ragu-ragu mengenakan nomor punggung 10 seusai pemilik sebelumnya, Philippe Coutinho, hengkang ke Barcelona akhir musim lalu. Setelah mengenakan nomor punggung yang sama di RB Salzburg, Southampton, dan tim nasional Senegal, itu merupakan perpindahan yang alami bagi Mane.
Baca: 5 Jadwal Liga Inggris Pekan Ke-6 yang Layak Ditunggu Sabtu Ini
"Saya sangat gembira bisa mendapatkannya karena saya selalu mengenakan nomor punggung 10 ke mana pun saya pergi," kata Mane, seperti dikutip Liverpool Echo. "Ketika saya pertama kali datang ke Liverpool, Philippe (Coutinho) telah mengenakannya, maka saya senang dengan nomor punggung 19 saya."
Mane melanjutkan, "Namun, ketika ia pergi, (nomor) itu kosong. Saya ingin mengambil nomor punggung 10 karena itu selalu merupakan nomor favorit saya. Ke mana pun saya pergi, saya mengenakan nomor 10, dan sekarang saya mengenakannya untuk Liverpool."
Baca: Jadwal Bola Sabtu Malam: Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol
Selain mewarisi nomor punggung Coutinho, Mane mendapat tanggung jawab untuk mengisi celah yang ditinggalkan sang pengatur serangan. Setelah membantu Liverpool mencapai final Liga Champions musim lalu, ia sejauh ini telah membukukan empat gol untuk The Reds.
Liverpool akan segera mendapat ujian sebenarnya untuk melihat seberapa tangguh perjuangan tim dalam meraih gelar. Pasukan Juergen Klopp akan berhadapan dengan Chelsea, yang juga memiliki catatan tidak terkalahkan di bawah manajer baru, Maurizio Sarri, pada Minggu.
Baca: Prediksi La Liga Spanyol: Barcelona Vs Bilbao, Derby Madrid
Namun Mane mengatakan catatan enam kemenangan beruntun Liverpool membuat mereka pergi ke London Barat tanpa merasa tertekan. "Sejujurnya saat ini kami tidak memiliki tekanan," ujarnya. "Saya dapat berkata bahwa kami memiliki tim yang bagus, skuad yang besar, dan kami memiliki banyak poin. Jadi mengapa menciptakan tekanan?"
Mane yakin Liverpool akan bisa terus melewati ujian, termasuk saat melawan Chelsea malam ini. "Musim ini kami ingin meyakini bahwa tidak ada yang mustahil. Tim seperti Liverpool dapat melakukannya, tapi itu tidak akan mudah. Kami harus percaya kepada diri sendiri sebagai tim."