TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Persija Jakarta, Marsekal Pertama Ardhi Tjahjoko mengisyaratkan mundur dari jabatannya menyusul Direktur Utama Gede Widiade. Ardhi beralasan bahwa masa kerjanya di Persija telah habis sejak akhir musim lalu.
"Saya menemani (Persija) sampai dengan ACL (Liga Champion Asia), kalau gagal di LCA, saya akan menemani sampai di Piala AFC," kata Ardhi pada Jumat sore, 8 Februari 2019.
Baca: Presiden Persija Tanggapi Pengundura Diri Sejumlah Petinggi Klub
Ardhi mengakui tugasnya sebagai manajer tim diminta setiap tahun setiap musim sejak 2017 lalu. Tapi, karena klub berjuluk Macan Kemayoran tersebut menjadi kampuin Liga 1 musim 2018, maka berhak lolos ke babak kualifikasi Liga Champion Asia. Jika gagal, maka berhak di kompetisi di bawahnya yaitu Piala AFC.
"Saya punya beban moril, harus menyelesaikan sampe gelaran ACL atau AFC selesai," ujar Ardhi.
Baca: Digeser dari Direktur Utama Persija, Gede Widiade Pilih Mundur
Sebelumnya, Direktur Utama Persija, Gede Widiade, COO Persija Rafil Perdana, dan sejumlah petinggi lainnya di Persija mundur dari jabatannya. Secara normatif, mereka beralasan bahwa tugasnya selesai sampai dengan akhir kompetisi musim lalu.
Tapi hampir bersamaan dengan mundurnya petinggi di Persija, Satuan Tugas Antimafia bola dari Kepolisian RI tengah menyelidik kasus pengaturan skor. Dimana dalam penggeledahan di Kantor PT. Liga Indonesia, penyidik menemukan dokumen mengenai keuangan Persija yang hancur dibakar.
Baca: Jadwal Bola Sabtu Malam Ini: MU, Liverpool, Inter, Derby Madrid
Ardhi juga menanggapi perihal keluarnya Gede Widiade dan Rafil Perdana di tubuh manajemen Persija. Menurut perwira tinggi TNI AU ini, bahwa hal tersebut merupakan wajar, dan hal yang normal.
"Keluar masuk pemain, ofisial, terus memang ini ada reorganisasi di dalam tubuh Persija. Tentunya ini dikehendaki oleh konsorsium. Hanya timingnya bertepatan. Jadi orang spekulasi macam-macam," ujar Ardhi.
ADI WARSONO