TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Manchester City, Pep Guardiola, mengatakan taktik dari Manajer Chelsea, Maurizio Sarri, sering disalahpahami.
Guardiola sangat memuji kinerja Sarri selama menangani Napoli di Seri A Liga Italia. Napoli bertemu dengan Manchester City dalam fase grup Liga Champions musim lalu.
Guardiola mendukung Sarri untuk melakukan revolusi permainan di kompetisi Liga Inggris dalam debut kemanajerannya di Chelsea pada musim ini.
Sarri tampak beradaptasi dengan cepat di Chelsea, yaitu dengan menghindari kekalahan pada 12 pertandingan pertama. Itu adalah sebuah rekor di Liga Primer Inggris. Tapi, kemudian taktik permainannya banyak kritik karena setelah itu Chelsea ketinggalan 12 poin dari Manchester City.
Tapi, Guardiola merasa kerja Sarri di Chelsea dinilai secara tidak adil. "Sebagai penonton dan pelatih, saya mencoba mencari tahu apa yang coba dilakukan manajer,” kata Guardiola menjelang pertandingan tandang Chelsea di markas Manchester City malam ini, Minggu 10 Februari 2019.
“Saya melihat Chelsea dan saya bisa memahami apa yang mereka inginkan. Dan, setelah menonton langsung, mereka melakukannya. Mungkin orang lain tidak tahu secara jelas apa yang Chelsea inginkan. Tapi, mereka (Chelsea) melakukannya,” Guardiola menerangkan.
“Jika anda melihat tim ini dan pemain yang mereka punya, penyerang terbaik di dunia ada di sana, ada gelandang terbaik dunia, kiper bagus, dan bek berpengalaman. Pertandingan besok (hari ini, Minggu 10 Februari 2019) adalah seperti finat buat kami,” Guardiola melanjutkan.
Guardiola menilai Maurizio Sarri sudah melakukan hal istimewa, dengan membawa Chelsea mencapai final Piala Carabao, melaju di Liga Europa, dan masuk empat besar sampai pekan ke-25 Liga Primer. Masih ada 13 pertandingan lagi buat mereka musim ini.
“Mereka punya peluang untuk menjadi juara. Masih banyak pertandingan yang mereka mainkan,” kata Guardiola tentang Chelsea.
Taktik Sarri di Chelsea dijuluki Sarri-Ball. Mantan manajer Napoli ini menekankan cara menyerang yang cepat, melalui kombinasi umpan pendek dan umpan cepat. Karena itu, para pemainnya akan terus bergerak di seluruh sisi lapangan secepat mungkin.
Dengan mengusung pola susunan pemain 4-3-3, Sarri mengubah formasi koleganya, Antonio Conte, yang sebelumnya memakai formasi 3-4-3 untuk membawa Chelsea juara, sebelum Conte dipecat menjelang musim ini.
Dengan dua kali sesi dalam sehari, Sarri menerapkan pola latihan yang ketat untuk mengulang-ulang strategi menekan alias pressing dan menyerang. Jika Conte memakai dua bek sayap untuk mendukung strategi menyerang, Sarri mendatangkan Jorginho dari Napoli untuk mengatur serangan dari lini tengah.
Meski demikian bintang Chelsea, Eden Hazard, menilai Sarri mengulang taktik Conte. Tapi, Sarri berkeras tidak akan mengubah taktiknya meski setelah 12 laga perdana itu, Chelsea sering kalah dan tercecer di peringkat keempat.
Hazard juga merasa bosan dengan metode latihan repetitif yang menjurus spartan dari Maurizio Sarri dan bintang Belgia itu gerah jika dipatok harus berada pada posisi tertentu yang akan meredam nalurinya untuk menjelajah. Skema Sarri pun dinilainya terlalu rapi dan ketat sehingga mereduksi kreativitas dan munculnya kekhasan individu masing-masing pemain.
SKY SPORTS | SOCCERNET