TEMPO.CO, Jakarta - Kata Injury time adalah frasa yang magis buat Manchester United, bila dikaitkan dengan kemenangan bersejarah 3-1 mereka melawan Paris Saint-Germain dinihari tadi, Kamis 7 Maret 2019. Demikian juga dengan kata keajaiban.
Pada final Liga Champions 1999 melawan Bayern Muenhen di Stadion Camp Nou, Barcelona, Spanyol, Manchester United sudah di ambang kekalahan 0-1 memasuki waktu setelah 90 menit atau injury time.
Saat itu injury time-nya adalah tiga menit. Dari sebuah sepak pojok setelah terjadi scrimage atau kemelut, bola mampir ke arah Teddy Sheringham dan dengan tendangan kaki kanannya, Sheringham membobol gawang Bayern, 1-1.
Tinggal 30 detik laga normal dua babak usai, asisten manajer United, Steve McClaren, sudah bilang kepada sang bos, Alex Ferguson, “Kita mesti siap-siap siapkan algojo adu penalti.” “Pertandingan belum selesai!” sergah Ferguson.
Di dalam waktu “superinjury time” itu, Ferguson memerintahkan kiper Peter Schmeichel mengirim bola kepada David Beckham di sayap. Umpan silang ditanduk Sheringham dan bola mampir ke Ole Gunnar Solskjaer yang segera menceploskan bola ke dalam gawang Bayern, pada menit ke-90+2, 17 detik!
Dinihari tadi di Stadion Parc des Princes, Paris, Prancis, Ferguson 77, hadir setelah beberapa lama lolos dari serangan jantung menonton anak didiknya, Solskjaer, berdiri di salah satu tepi lapangan, sebagai manajer sementara Manchester United.
Sampai menit ke-90, United dipastikan tersingkir dari babak 16 besar Liga Champions 2018-2019, karena hanya menang 2-1 setelah kalah 0-2 pada pertemuan pertama di Old Trafford. Kali ini Solskjaer tak mempersilakan Ferguson memberikan wejangan kepada anak-anak Setan Merah sebelum menjalani pertarungan meraih keajaiban kedua yang kali ini terjadi di Paris.
Pada menit ke-90+4 –biasanya injury time akan segera berakhir setelah itu- bola seperti mampir ke tangan PSG, Presnel Kimpembe. Sebuah handball di kotak penalti. Legenda United, Rio Ferdinand, bilang itu sebuah keputusan penalti yang kontroversial.
Apapun perdebatannya, keberuntungan kembali memayungi Manchester United. Marcus Rashford seperti Solskjaer pada 1999 yang dengan “dingin” membobol gawang kiper legendaris Gianluigi Buffon melalu tendangan penalti menit ke-90+4.
“Itulah tipikal malam pertarungan United. Kami punya sebuah rencana pertandingan, pemain begitu hebat, fokus, dan mendengarkan semua instruksi seperti saat mereka latihan,” kata Solskjaer seperti yang dikutip Metro.co.uk, setelah Manchester United mengalahkan PSG dinihari tadi.