TEMPO.CO, Jakarta - Aaron Wan-Bissaka, 21 tahun, hampir pasti jadi pemain Manchester United. Ia sudah lolos tes media, Kamis, dan kepindahan senilai 50 juta pound sterling (Rp 896 milar) tinggal menanti pengumuman resmi.
Bagi Wan-Bissaka keberhasilan menjadi pemain MU menjadi perjalanan yang mengesankan. Ia telah melewati tranformasi dari seorang anak pemalu menjadi bek tangguh yang dijuluki Ashley Cole Modern.
Sebelum kariernya memuncak, Wan-Bissaka merupakan seorang anak pemalu. Ia kerap menghindari latihan sewaktu di Crystal Palace, dan hanya membalas pesan pelatihnya dengan emoji jempol.
“Ia kerap memberi alasan seperti bus sedang rusak, kereta tidak datang, atau ibu tidak mendapatkan pengasuh,” ujar pelatih Palace, Richard Shaw.
Berkat dukungan Shaw dan Kevin Keen (pelatih tim pelapis Palace saat tim itu diasuh Alan Pardew dan Sam Allardyce), Wan-Bissaka dapat keluar dari "kungkungan" yang selama ini menghalanginya. Mereka melihat pemain U-21 Inggris ini memiliki potensi besar untuk menjadi bintang lapangan.
Tidak hanya itu, ambassador Crystal Palace, Mark Bright juga turut meyakinkan Wan Bissaka. Dengan cara penyesuaian diri dan mendengar saran pelatih, pemain berumur 21 tahun itu telah membuka jalannya sendiri menuju gerbang kesuksesan.
Pada awal kariernya, Wan-Bissaka memiliki posisi sebagai pemain sayap. Namun, Kevin Keen melihat potensinya sebagai pemain belakang. Pelatih West Ham United U-18 itu terpukau dengan kemampuannya dalam mengahadapi lawan.
Tranformasi Wan-Bissaka begitu cepat. Ia dapat mengatasi kesulitannya dalam beradaptasi dengan posisi baru sebagai pemain belakang. Pemain ini semakin sulit untuk dilewati lawan. Dengan cepat iajuga dapat mengejar seseorang yang berusaha membalapnya
Sejauh ini ia telah tampil dalam 42 pertandingan di Liga Inggris. Perkembangannya yang pesat selama di lapangan membuat orang-orang di Palace terpukau. Wan-Bissaka dianggap memiliki karakteristik permainan yang sama dengan Ashley Cole, salah bek terbaik yang pernah dimiliki Inggris.
Beberapa orang pernah merasa kecewa dengan tindakan Wan-Bissaka yang tidak dapat menggunakan peluang untuk mencetak gol. Ia pun kerap dibandingkan dengan Wilfried Zaha dan Andros Townsend, yang sama-sama lulusan akademi Crystal Palace.
Namun, kesalahannya ketika mencetak gol bunuh diri saat bermain bersama u-23 melawan Charlton telah menjadi proses pembelajaran. Berkat proses pembelajaran itu Wan-Bissaka yang pemalu kini menjadi bek tangguh dan bisa berlabuh di Manchaster United.
THE SUN | CAECILIA EERSTA