TEMPO.CO, Jakarta - Kompetisi Liga 2 2019 sudah menunjukkan 'keganasannya'. Tekanan suporter dan kerasnya kompetisi membuat pelatih bertumbangan.
Memasuki musim ke-3, Liga 2 semakin kompetitif dan menarik untuk disaksikan. Terdegradasinya klub besar seperti Sriwijaya FC dan Mitra Kukar, serta promosinya klub mantan juara seperti Persik Kediri, membuat Liga 2 semakin menarik untuk ditonton.
Ketatnya persaingan yang ada di Liga 2 2019 juga membuat beberapa pelatih harus menjadi korban. Memasuki pekan ke-5 kompetisi, sederet pelatih sudah meninggalkan posisinya.
Erwan Hendarwanto bahkan mundur belum sempat mencicipi kompetisi Liga 2 bersama PSIM Yogyakarta karena masalah lisensi yang dialaminya. Erwan Hendarwanto masih mengantongi lisensi C AFC. Sedangkan berdasarkan regulasi, pelatih Liga 2, yang berjalan sejak 23 April, mesti memiliki lisensi B AFC.
Tak hanya berhenti sampai di situ, Vladimir Vujovic yang akhirnya menjadi pelatih PSIM Yogyakarta, juga mundur dari jabatannya. Vujovic memutuskan untuk mengundurkan diri usai PSIM Yogyakarta dikalahkan Persik Kediri dengan skor 1-2 di pekan ke-3. Padahal PSIM bermain di hadapan pendukung sendiri.
Pelatih kawakan sekelas Freddy Muli juga harus terdepak dari persaingan di Liga 2 2019. Ia tak lagi menjadi pelatih Persibat Batang karena mengundurkan diri usai kalah dari Perserang Serang.
Lalu, satu lagi pelatih di Liga 2 2019 yang akhirnya tumbang adalah Agus Yuwono. Ia mundur dari jabatannya sebagai pelatih Persis Solo padahal Liga 2 baru berjalan 5 pekan.
"Mulai sekarang saya bukan lagi pelatih Persis. Kan di media statement Sekjen (Dedy M Lawe) jelas kalau gagal menang akan dievaluasi. Artinya apa semua juga paham," ungkap Agus kepada indosport.
Persis Solo memang tak kunjung meraih kemenangan hingga pekan ke-5. Dari 4 pertandingan yang sudah dijalani, Persis Solo menelan 1 kekalahan dan 3 kali bermain imbang. Imbasnya, Persis Solo berada di zona degradasi klasemen Wilayah Timur dengan poin yang sama dengan PSBS Biak.
Selanjutnya: Fanatisme Suporter dan Siaran Televisi