TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro mengakui keunggulan PSIS Semarang yang menekuk timnya 1-3 dalam laga lanjutan Liga 1 di Stadion Maguwoharjo Rabu 17 Juli 2019.
Tiga gol PSS disumbangkan Silvio Escobar (32), Wallace Costa (42), dan Bayu Nugroho (45). Sedangkan gol semata wayang tuan rumah tercipta lewat Brian Ferreira (4).
Seto mencatat ada sejumlah faktor penyebab takluknya Laskar Super Elang Jawa dalam laga itu.
"Kunci kekalahan PSS hari ini antara lain karena kebugaran pemain, sehingga kami saat satu lawan satu kalah, pergerakan nanggung, karena di Juli ini jadwal juga cukup padat mungkin perlu ada perubahan program (latihan)," ujar Seto usai laga.
Selain kebugaran pemain, Seto pun juga mengakui jika rotasi pemain yang kurang tepat pihaknya membuat lini tengahnya tak bisa menciptakan kreativitas untuk membuka peluang mencetak gol.
"Kunci kekalahan kami ya terutama lini tengah tak ada kreativitas, bola bola atas juga kalah, laga ini jadi pembelajaran kami," ujar Seto.
Kekalahan atas PSIS Semarang ini membuat PSS Sleman gagal meneruskan tren positif setelah meraih kemenangan penuh dari dua laga sebelumnya yakni saat lawan Kalteng Putra dan Persebaya Surabaya.
Seto tak menutup kemungkinan faktor over confidence atau terlalu percaya diri atas dua kemenangan sebelum laga lawan PSIS kembali terjadi pada skuadnya. Seperti saat laga perdana PSS menang lawan Arema 3-1 namun di laga berikutnya menjamu Semen Padang malah hanya imbang 1-1.
"Bisa jadi juga karena over confidence, ini jadi pembelajaran kami," ujarnya.
Seto mengaku dalam laga ini, anak asuhnya kewalahan membendung pergerakan PSIS yang dinilai cukup bagus di segala lini. Sedangkan anak asuhnya pasca gol Brian Fereira seperti kehilangan performa dan fokus hingga tiga gol PSIS yang tercipta lewat skema serangan balik berhasil dilancarkan.
"Sejak awal sudah kami prediksi PSIS memiliki counter attack yang cepat cepat, tapi kebugaran pemain mempengaruhi kecepatan mereka di lapangan untuk mengantisipasinya," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO