TEMPO.CO, Yogyakarta - PSS Sleman harus kehilangan pelatihnya, Eduardo Perez Moran, yang tiba tiba mengajukan pengunduran diri dari kursi pelatih pada Senin 24 Februari 2020.
Pengunduran diri pelatih yang baru sebulan melatih Bagus Nirwanto dan kawan-kawan ini sama mengejutkannya seperti saat dirinya tiba-tiba didapuk manajemen menggantikan Seto Nurdiyantoro, pelatih PSS tiga musim sebelumnya.
Kemunduran Eduardo diiringi dengan dua hasil minor PSS Sleman kala menggelar dua laga uji coba kandang dengan tim setingkat, yakni Persib Bandung, yang berakhir dengan kekalahan PSS 0-2, dan menghadapi Persipura Jayapura yang berakhir 1-1.
Saat PSS kalah dari Persib, Eduardo menjanjikan bakal membereskan sejumlah pekerjaan rumah berat demi memperbaiki permainan Sleman yang dinilainya sangat kurang dalam improvisasi permainan.
Pelatih berkebangsaan Spanyol itu melihat, saat menjamu Persib, anak asuhnya baru dalam tahap menguji strategi, mengukur kemampuan diri dan lawan, hingga beradaptasi bagaimana mengatasi masalah teknis di lapangan.
“Masa pramusim menjadi waktu terbaik membangun tim. Kami masih di jalan yang benar untuk itu. Kami belajar lagi bagaimana melakukan pressing dan segala hal soal teknik, “ ujarnya. Sedangkan soal hasil imbang lawan Persipura, Eduardo menilai anak asuhannya sudah makin mengalami kemjauan bagus dibanding kala lawan Persib.
Saat lawan Persipura itu, Eduardo menjelaskan anak asuhnya sudah menjajal beberapa strategi baru, seperti skema dua penyerang dan berjalan lancar.
Hanya saja untuk faktor improvisasi permainan terutama saat tim mendapat tekanan lawan, Eduardo menilai masih butuh pembenahan lebih matang.
Mundurnya Eduardo sendiri masih menjadi tanda tanya besar. Manajemen PSS hanya mengungkap pengunduran diri Eduardo karena masalah teknis kepelatihan dan performa tim.
"Tentu pengunduran ini sangat kami sayangkan, tapi keputusan beliau harus dihargai," kata Pelaksana Tugas Manajer PSS Sleman, Mohammad Eksan, menjelang Liga 1 2020 dimulai akhir bulan ini.
PRIBADI WICAKSONO