TEMPO.CO, Jakarta - Gelandang PSS Sleman, Irkham Zahrul Mila, memanfaatkan waktu jeda kompetisi Liga 1 akibat wabah corona, dengan menekuni bisnis pepaya.
Mantan pemain tim nasional U-22 SEA Games 2019 ini, berkebun pepaya di kampung halamannya di Desa Harjosari Lor, Adiwerna, Tegal, Jawa Tengah.
Tak sekedar iseng. Di lahan seluas 3.000 meter persegi yang disewanya dari warga itu, Irkham Mila menargetkan sudah bisa mendulang untung saat panen pepaya perdana November 2020 nanti.
"Pasarnya ke area Indonesia dulu," ujar Mila kepada Tempo, Jumat, 10 April 2020.
Pemain berusia 21 tahun itu mengakui, memilih pepaya sebagai komoditas untuk dijadikan ladang bisnisnya karena rekomendasi saudaranya.
"Kata saudara, pasarnya menggiurkan, jadi coba nanam pepaya," ujarnya.
Mila pun tak muluk-muluk bagaimana nanti akan memasarkan panen pepayanya. Eks pemain Persis Solo itu mencoba memberdayakan potensi di kampung halamannya untuk membantu menjual hasil kebunnya.
Ia juga belum berencana mengelola usaha rintisannya dengan platform online. Ia menggunakan umumnya para petani di desanya menjual hasil bumi.
"Sudah ada pengepul yang nanti akan mengambil hasil panen itu untuk dijual ke pasar di Indonesia," ujarnya.
Mila sendiri tak mendadak menyiapkan usaha pertaniannya ini. Namun sudah sejak awal tahun 2020 impian itu ia matangkan. Dibantu sejumlah pegawai ia terjun mempersiapkan seluruhnya. Seperti menyiapkan lahan untuk ditanami hingga memesan bibitnya.
Dengan liburnya sementara kompetisi Liga 1, usaha perkebunan itu pun menjadi pengisi kesehariannya. Jika kelak kompetisi berjalan kembali, saat libur ia juga bisa pulang menengok perkembangan perkebunannya.
Dampak corona yang menyebabkan kompetisi dihentikan, juga membuat para pemain termasuk PSS Sleman ikut mendapat pemberian gaji yang tak utuh seperti yang dialami para pemain bola lain di tanah air. Rata rata pemain sepak bola Indonesia mengalami pemotongan gaji hingga 75 persen akibat dihentikannya kompetisi.