TEMPO.CO, Jakarta - Upaya pemilik Manchester City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, untuk meluaskan kerajaan sepak bolanya terhambat virus corona. Langkah untuk mengambil alih klub Prancis, Nancy, untuk sementara terhenti karena pandemi itu.
Sheikh Mansour, lewat Manchester City Football Group, tengah berusaha mendekati klub Liga 2 Prancis, Nancy, sebelum pandemi corona meledak. Mereka awalnya menargetkan untuk menyelesaikan transaksi pengambil-alihan pada 31 Maret.
Kini negosiasi itu terhenti sementara. Perancis telah melakukan lockdown selama dua minggu karena amuk virus corona yang menyebabkan 160.000 kasus positif, dengan 22.779 kasus kematian.
Presiden klub Jacques Rousselot khawatir tertundanya kesepakatan bisa mengancam kelangsungan klub tersebut. "Saya khawatir. Saya di garis depan. Itu seharusnya dituntaskan pada 31 Maret. Saya telah memberi tahu para pemegang saham yang lebih kecil," kata dia.
Ia melanjutkan, "Ini bukan ujung jalan. Saya harus terus mencari sumber daya, cara untuk menemukan solusi untuk memastikan bahwa klub dapat berfungsi."
Nancy menempati posisi ke-12 klasemen Liga 2 Prancis sebelum kompetisi ditangguhkan karena virus corona. Mereka dipastikan selamat dari degradasi, tapi akan sulit promosi ke Ligue 1.
Bila jadi diakuisisi Nancy akan menjadi klub kesembilan di seluruh dunia yang menjadi milik Manchester City Football Group.
November tahun lalu mereka baru menyelesaikan kesepakatan untuk membeli klub India, Mumbai City. Sebelumnya mereka sudah memiliki Manchester City, New York City FC, Melbourne City FC, Yokohama F. Marinos, Sichuan Jiuniu, Girona, dan Club Atletico Torque.
Sheikh Mansour, politisi dan keluarga penguasa Uni Emirat Arab, merupakan pemilik saham mayoritas di Manchester City Football Group. Ia memegang 87 persen saham lewat Abu Dhabi United Group yang dimilikinya.
THE SUN
