TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman, disebut telah menarik penawaran untuk membeli Newcastle United. Proses pembelian yang sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu tersebut terhambat izin dari otoritas Liga Inggris, Premier League.
Media Inggris Independent menyebutkan bahwa konsorsium yang terdiri dari Public Investment Fund (PIF) yang diketuai oleh Muhammad bin Salman, PCP Capital yang dikomandoi oleh Amanda Staveley dan Rueben Brothers melakukan pembicaraan pada Senin malam 3 Agustus kemarin. Ketiganya sepakat untuk menarik penawaran tersebut pada Kamis besok, 6 Agustus 2020.
Meskipun demikian, pengacara konsorsium tersebut, Martin Cruddace, menyatakan bahwa pihaknya masih membuka kemungkinan untuk melanjutkan pembelian saham Newcastle United.
"Kami akan menyambut baik setiap pembicaraan dan langkah maju dengan Premier League dan mengetahui bahwa Ruben bersaudara tetap sepenuhnya mendukung perjanjian jika ada cara untuk meneruskan," ujar Martin.
Proses pembelian saham Newcastle United itu berhembus sejak Maret lalu. Pemilik Newcastle United, Mike Ashley, dikabarkan telah sepakat dengan konsorsium yang didanai oleh Muhammad bin Salman untuk melepas saham dengan nilai hingga 300 juta pound sterling.
Pada April lalu, berkas pembelian tersebut pun diserahkan kepada Premier League, namun hingga hari ini belum ada lampu hijau dari otoritas Liga Inggris tersebut.
Mandeknya proses itu tak lepas dari protes yang diajukan sejumlah pihak. Amnesti Internasional Inggris misalnya, meminta Premier League tak menyetujui Muhammad bin Salman menjadi pemilik Newcastle United karena catatan buruk si putra mahkota soal hak asasi manusia.
Muhammad bin Salman dituding sebagai otak dibalik pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada Oktober 2018 di kedutaan Arab Saudi yang berada di Turki. Khashoggi dibunuh oleh pasukan elit Arab Saudi yang kabarnya bergerak atas komando dari Muhammad bin Salman.
Meskipun demikian upaya membawa Muhammad bin Salman ke pengadilan tak berbuah hasil. Pemerintah Arab Saudi tak memberikan izin kepada otoritas internasional untuk menginvestigasi masalah itu dan menyatakan telah menghukum sejumlah orang yang terlibat pembunuhan itu.
Protes lainnya datang dari perusahaan televisi berbayar beIN Sports yang merupakan pemegang hak siar Liga Inggris. Perusahaan asal Qatar itu menuding pemerintah Arab Saudi berada di belakang pembajakan siaran langsung Liga Inggris dalam beberapa tahun belakangan.
Bulan lalu, hubungan beIN dengan Arab Saudi semakin memanas setelah pemerintah di sana tak mengizinkan perusahaan itu beroperasi di sana.
Tak hanya itu, sejumlah klub elit Liga Inggris yang dimotori oleh Liverpool dan Tottenham Hotspur juga disebut tak mau menyetujui pembelian Newcastle United oleh Muhamad bin Salman. Setidaknya ada 10 dari 18 klub divisi tertinggi Liga Inggris yang menentang pembelian tersebut.
Pihak konsorsium sebenarnya telah berupaya menjelaskan bahwa Muhammad bin Salman tak akan terlibat langsung dalam urusan Newcastle United. Nantinya, Staveley dan Ruebens bersaudara, yang akan memiliki 10 persen saham, didapuk mengurusi klub sehari-harinya.
PIF, kata mereka, adalah otoritaas bisnis yang akan lepas tangan di St James 'Park dan rezim Saudi tidak akan memiliki pengaruh pada bagaimana tim beroperasi.
Mereka juga membantah ketakutan klub-klub Liga Inggris bahwa Newcastle akan menerapkan gaya belanja Manchester City yang dimiliki oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan melalui City Football Gruop. Manchester City memang menjadi cibiran setelah menghamburkan banyak dana untuk membeli pemain sehingga akhirnya dituding melanggar aturan Financial Fair Play.
Menurut mereka, keterlibatan PIF dalam pembelian Newcastle United tak lebih dari bagian rencana Visi 2030 Arab Saudi untuk mendiversifikasi kepentingan keuangan kerajaan mereka. Arab Saudi disebut telah menghabiskan lebih dari 6 miliar pound sterling untuk investasi di luar negeri sejak pandemi Covid-19 lalu saja.
Mike Ashley yang kini menguasai saham mayoritas Newcastle United disebut berkeras ingin menjual klub itu setelah hubungannya dengan suporter tak harmonis. Laporan Independen pun menyebutkan bahwa Staveley, Ruben dan Muhammad bin Salman sebenarnya tak benar-benar akan menyerah begitu saja.
Mereka disebut akan mengambil pendekatan berbeda untuk menekan Premier League agar mau memberikan lampu hijau pembelian Newcastle United. Di akhir tulisan, Independen menyebutkan bahwa kisah Newcastle United dan si Putra Mahkota Arab Saudi tampiaknya masih akan berjalan ke depannya, namun mereka menilai pembelian itu bukanlah sesuatu yang ideal bagi klub mana pun.
INDEPENDENT