TEMPO.CO, Jakarta - PSSI menetapkan larangan suporter tandang datang ke stadion di kompetisi BRI Liga 1 2023-2024. Namun hingga pekan ketujuh, regulasi tersebut dinilai tidak efektif karena masih banyaknya kelompok suporter yang melanggar.
Tuntutan pencabutan aturan larangan suporter pada laga tandang muncul. Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Ferry Paulus mengatakan pihaknya tak bisa mengambil keputusan apapun karena hanya menjalankan regulasi terbaru bentukan PSSI.
"Itu adanya di PSSI. Kami hanya menjalankan regulasi yang ditetapkan PSSI, kemudian ada payung hukumnya di kode disiplin. Coba ditanyakan ke PSSI," ujar Ferry saat ditemui awak media di Kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin, 7 Agustus 2023.
Ferry menegaskan aturan tetap harus berjalan dengan segala konsekuensinya. Namun, ia menilai bahwa semua keputusan bermuara pada kebijakan PSSI. Dengan masih banyaknya pelanggaran dilakukan, dia menilainya dengan positif. "Ada Bonek, ada Jakmania, ya saya pikir harus diambil dari sisi positifnya bahwa kehadirannya memang ada harmonisasi meskipun tetap melanggar peraturan," ucap Ferry.
Dalam duel Persija Jakarta vs Persebaya pada pekan kelima BRI Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Minggu, 30 Juni 2023, Bonek hadir langsung mendukung timnya. Meski sempat tertahan oleh kepolisian, mereka yang memegang tiket akhirnya diizinkan menonton pertandingan secara langsung.
"Artinya kan ada komite yang membawahi suporter, rasanya PSSI, Komite Suporter, PNSSI (Presidium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia), itu juga tinggal mencarikan jalan keluar terbaik untuk melihat situasinya," kata dia menambahkan.
Mantan Direktur Olahraga Persija itu menegaskan bahwa aturan larangan suporter tandang tak dibuat tanpa dasar yang jelas. Ada berbagai faktor hingga akhirnya PSSI dan PT LIB menetapkan regulasinya pada musim ini.
"Ketentuan yang dikeluarkan PSSI itu kan datangnya dari rekomendasi FIFA dan akan dipantau. Apalagi dalam waktu dekat ini mau ada kampanye untuk pemilu, kan polisi melarang itu, jadi bukan PSSI semena-mena melarang. Itu datangnya dari kebijakan dan kearifan lokal masa-masa tertentu," tutur Ferry.
Pilihan Editor: Wakil Ketua PSSI Zainudin Amali Bentengi Pelatih Timnas U-17 Bima Sakti dari Kritik Publik