Gaya Kepelatihan Xabi Alonso
Saat bermain, Xabi Alonso memiliki banyak kesempatan untuk belajar dari para ahli taktik terbaik. Ia pernah bermain di bawah asuhan para manajer hebat seperti Carlo Ancelotti, Rafael Benitez, Jose Mourinho dan Pep Guardiola.
Ciri khas dari tim-tim asuhan Alonso adalah komitmen terhadap pendekatan yang cepat, baik saat menguasai bola maupun tidak. Di luar penguasaan bola, soliditas pertahanan adalah kuncinya.
Dalam pola permainan ideal dia, para pemain sayap dan gelandang turun untuk mendukung lini belakang, dengan tekanan yang terkoordinasi ketika lawan memasuki zona berbahaya. Begitu bola berhasil direbut kembali (turnover), Alonso ingin timnya melakukan serangan balik yang agresif.
Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso. REUTERS/Thilo Schmuelgen
Tim asuhan Alonso suka mendominasi penguasaan bola dan bermain dalam bentuk segitiga yang kompak. Tetapi ia memberi penekanan pada pendekatan langsung, dengan umpan-umpan awal ke lini depan - yang biasanya terdiri dari tiga pemain - lebih diprioritaskan.
Granit Xhaka, salah satu pemain kunci di Leverkusen, mengatakan, "Pelatih ingin kami menguasai bola, tetapi penguasaan bola bukan berarti Anda harus terus bergerak dari kanan ke kiri. Kami harus mencari para penyerang kami dan kami tahu seberapa besar kualitas yang kami miliki di lini depan."
Meskipun memainkan umpan-umpan rumit melalui lini tengah telah menjadi ciri khas tim-tim asuhan Alonso, mereka juga mampu melakukan penetrasi dari area yang lebih luas. Di Leverkusen, misalnya, pergerakan dari bek sayap yang lincah, Jeremie Frimpong, menghasilkan banyak gol.
Tim asuhan pelatih asal Basque ini biasanya dapat dibagi menjadi dua blok yang terdiri dari lima pemain. Dalam pendekatan ini ada lima pemain yang siap untuk bertahan dan lima pemain yang siap untuk menyerang kapan saja.
Dalam beberapa hal, Alonso merupakan perpaduan dari kedua mentornya yang disebutkan di atas, menggabungkan dominasi penguasaan bola dari Guardiola dengan serangan balik yang kejam dan kekompakan lini belakang Mourinho.
Pada akhirnya, Alonso adalah seorang pragmatis. Ia telah menunjukkan kesediaan untuk mengadaptasi timnya sejak dini, menunjukkan bahwa ia tidak terikat secara ideologis pada satu gaya bermain tertentu.
Selanjutnya: Formai idealnya..