TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif yang juga Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), Farid Rahman, tidak ambil pusing dengan sanksi yang dijatuhkan kepadanya akibat aksi walk-out bersama lima anggota komite Eksekutif PSSI lainnya dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Borobudur, Jakarta, Ahad lalu. Farid dan lima anggota Komite Eksekutif itu kemudian dikenai hukuman larangan beraktivitas di sepakbola nasional sampai Kongres PSSI berikutnya.
"Tidak masalah jika dikenai sanksi. Sekarang saya tanya, apa dasarnya? Ketua Umum punya hak sejauh apa untuk ambil keputusan tersebut. Coba baca lagi statuta," kata Farid Rahman, di Jakarta, Senin, 18 Maret 2013.
Lima anggota komite eksekutif lainnya yang bersama Farid walkout dari sidang KLB PSSI yaitu Sihar Sitorus, Bob Hippy, Tuti Dau, Widodo Santoso, dan Mawardi Nurdin walkout dari KLB PSSI karena menilai kongres tidak taat azas.
"Dua agenda utama tentang unifikasi liga dan perbaikan statuta kan sudah dijalankan. Jadi saya menganggap kongres sudah selesai. Makanya kami keluar ruangan. KLB tidak mengenal penambahan agenda, dan kami tidak menerima itu, karena tidak sesuai dengan statuta," kata Farid.
Terkait langkah yang akan ditempuh bersama lima anggota komite eksekutif yang dikenai sanksi skors, Farid belum bisa memerinci. Malah, Farid tidak khawatir jika kemudian sanksi itu berujung pemecatan bagi mereka berenam.
"Kalau mau pecat ya pecat saja. Silakan," katanya.
KLB PSSI tersebut memang memasukkan agenda tambahan, yaitu penentuan waktu kongres tahunan, dan revisi statuta yang berujung penambahan jumlah anggota Komite Eksekutif PSSI. Jika sebelumnya komite beranggotakan 11 orang, sekarang ditambah menjadi 15 orang. Empat anggota komite baru yaitu Zulfadli, Djamal Aziz, Hardi Hasan, dan La Siya.
Namun akibat sanksi kepada Farid Rahman cs, hanya sembilan orang yang aktif, termasuk Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Posisi Farid Rahman sebagai Wakil Ketua Umum PSSI pun diganti oleh La Nyalla Mattalitti.
ARIE FIRDAUS