TEMPO.CO, Pernambuco - Tim-tim Eropa mulai rewel dengan iklim di stadion-stadion Brasil, dalam pagelaran Piala Konfederasi 2013. Usai Spanyol mengatakan telah dibikin kelelahan dengan alam Brasil yang begitu panas dan lembab, Italia juga mengeluhkan hal serupa.
"Iklimnya luar biasa," kata gelandang Italia Daniele De Rossi kepada ESPN, Kamis, 20 Juni 2013. "Ini adalah salah satu pertandingan yang terberat dalam karir saya."
Saat Daniele De Rossi dan kawan-kawan bermain di Stadion Itaipava Arena Pernambuco Recife, lawan Jepang, Kamis pagi tadi, 20 Juni 2013, suhu di Pernambuco mencapai 28 derajat celcius. Di saat yang sama, di kampung halaman para pemain Azzuri, suhunya hanya mencapai 23 derajat celcius.
Suhu panas sebenarnya bukan masalah terutama buat pasukan Azzuri. Tapi suhu panas itu ditambah dengan tingkat kelembaban Pernambuco yang mencapai angka 84 persen, 4 persen lebih tinggi dari kelembaban kota Jakarta. Daniele De Rossi dan kawan-kawan biasanya hanya menghadapi kelembaban rata-rata tidak lebih dari 60 persen.
"Malam ini, kami benar-benar berjuang," kata pelatih Italia Cesare Prandelli usai laga yang dimenangkan Italia dengan skor 4-3 itu. "Kami harus berurusan dengan iklim, itu benar-benar menyulitkan. Tapi aku menyukai cara kita menderita. Kita bisa merasa puas dengan diri kita sendiri tapi kita menang."
Brasil yang termasuk sebagai negeri tropis memang mempunyai kelembaban tinggi kala musim panas, seperti halnya Jakarta. Tidak hanya Italia, juara Eropa cum Dunia Spanyol, juga sudah mengeluhkan persoalan yang sama ketika mereka bertanding melawan Uruguay, pekan lalu.
ESPN | KHAIRUL ANAM
Baca juga:
Ini Masukan Radja Nainggolan untuk Timnas U-23
Kalahkan Persegres, Sriwijaya Geser Persib
Mourinho Senang Laga Pertama Dimainkan di Stamford