Istilah "sepak bola gajah" lahir di Gelora 10 November, Surabaya, pada 1985. Saat itu, Persebaya menjamu Persipura Jayapura dalam laga perempat final Divisi Utama.
Pertandingan saat itu berahir dengan skor 0-12 untuk kemenangan Persipura. Bukan karena Persebaya bermain sangat buruk, tapi karena mereka memang sengaja mengalah.
Tujuannya adalah menjegal PSIS Semarang agar gagal lolos ke babak semifinal kompetisi Perserikatan. Untuk itu, Persipura harus menang dengan selisih gol minimal empat.
Persebaya pun mengizinkan gawangnya dibobol hingga 12 kali. Cara memalukan ini dilakukan Persebaya untuk membalas sakit hati mereka terhadap PSIS Semarang.
Setahun sebelumnya, PSIS Semarang mengandaskan impian Persebaya lolos ke partai final setelah dianggap mengalah kepada PSM Makassar. Dendam inilah yang dibalas Persebaya.
Dari pertandingan ini kemudian muncul istilah "sepak bola gajah". Sebab, wasit yang memimpin laga Persebaya versus Persipura berasal dari Lampung, tempat gajah biasa bermain sepak bola.
Selanjutnya: Sepak Bola Gajah Juga Terjadi di Timnas