TEMPO.CO, Jakarta - Tak ada kesedihan yang dalam. Tak ada pula air mata dalam pidato perpisahan presiden badan sepak bola dunia (FIFA), Sepp Blatter, pada 2 Juni 2015 waktu Amerika Serikat.
Pria 79 tahun itu telah menjabat Presiden FIFA selama 17 tahun dan baru saja menduduki kembali kursi presiden organisasi itu bulan lalu. Inilah nukilan pidato perpisahan Blatter:
“Saya telah memikirkan secara mendalam tentang jabatan presiden, dan selama 40 tahun hidup saya terikat pada FIFA dan olahraga besar, sepak bola.”
“Saya menghormati FIFA lebih dari apa pun, dan saya ingin hanya melakukan apa yang terbaik bagi FIFA dan sepak bola. Saya merasa terdorong untuk berdiri dalam pemilihan kembali, karena saya percaya bahwa ini adalah hal terbaik bagi organisasi. Pemilihan itu telah berlalu, tapi tantangan FIFA tidak. FIFA membutuhkan overhaul atau perbaikan yang mendalam.”
"Saat menerima mandat dari para anggota FIFA, saya merasa saya tidak mendapat mandat dari seluruh dunia sepak bola, fan, para pemain, klub, serta orang-orang yang hidup, bernapas, dan cinta sepak bola, seperti yang kita semua lakukan di FIFA."
Baca juga: KRISIS FIFA: Pangeran Ali Siap Gantikan Sepp Blatter
“Saya Letakkan Jabatan”
“Karena itu, saya telah memutuskan meletakkan mandat saya di Kongres Luar Biasa FIFA. Saya akan terus melaksanakan fungsi saya sebagai Presiden FIFA sampai terpilih presiden baru.”
“Kongres FIFA akan berlangsung pada 13 Mei 2016 di Mexico City. Itu membuat pemilihan presiden tertunda, dan saya akan mendesak Komite Eksekutif membuat Kongres Luar Biasa untuk menunjuk pengganti saya.”
“Ini perlu dilakukan segera dan jalan dengan aturan FIFA, dan kita harus memberikan waktu yang cukup bagi kandidat terbaik untuk berkampanye.”
“Karena tidak akan menjadi kandidat dan bebas dari konflik kepentingan pemilihan, saya akan memfokuskan pada organisasi, melakukan reformasi mendasar.”
"Selama bertahun-tahun, kami telah bekerja keras untuk melakukan reformasi administrasi. Tapi itu jelas, bagi saya, harus terus bergulir. Reformasi ini tidak cukup. Perlu perubahan besar dalam struktur."
Baca juga: Blatter Mundur Tak Pengaruhi Sanksi FIFA ke Indonesia
Banyak hal yang diuraikan Blatter. Namun, dalam penutupan pidato Blatter berusaha legawa dengan masalah yang membelitnya. Blatter kini memang sedang diincar oleh kejaksaan Amerika Serikat untuk diselidiki perannya dalam suap-suap di FIFA
Kata Blatter, ”Yang penting bagi saya lebih dari apa pun adalah bahwa ketika semua ini berakhir, sepak bola adalah pemenangnya."
BBC