TEMPO.CO, Jakarta - PS TNI sempat membuat kejutan pada babak penyisihan grup Piala Jenderal Sudirman. Mereka tampil memukau dan tak terkalahkan. Mereka juga melaju ke babak 8 besar sebagai juara grup. Sedangkan juara Piala Presiden, Persib Bandung, yang ada di grup yang sama, justru tersingkir. Sayang, kejutan itu berlangsung singkat. Pada babak delapan besar, klub tersebut dua kali kalah beruntun, sehingga hampir dipastikan tersingkir, meski masih akan melawan Mitra Kukar, Ahad ini.
Meski kejutan RS TNI hanya sesaat, kehadiran tim ini menjadi fenomena tersendiri di kancah sepak bola nasional yang kini sedang merana, bahkan dikenai sanksi badan sepak bola dunia (FIFA). Untuk menggali lebih lanjut tentang seluk-beluk tim ini, pada Minggu ini, di Solo, kami mewawancarai pelatih tim itu, Suharto A.D., tentara berpangkat Pelda yang sebelumnya juga melatih PSMS Medan. Berikut ini petikannya, yang merupakan bagian terakhir dari lima tulisan.
Benarkah tim ini hanya mengandalkan keunggulan fisik sehingga gampang dibaca lawan?
Sama-sama bisa kita lihat. Mungkin kata orang seperti itu. Kalau hanya mengandalkan fisik, tidak mungkin lawan tidak bisa tertekan, kalau tidak punya kualitas teknik bermain, taktik strategi bermain. Tadi Semen Padang bermain, apa yang bisa dilakukan? Hanya counter bola–counter bola. Permainan, jujur saja, kita lebih menguasai ball position. Ya, (Semen Padang) hanya bertahan. Sedangkan Liga Indonesia hampir semua seperti itu, main aman. Lihat tadi, kita bisa main dari sisi kiri, kanan.
Dengan banyak bermain pressure, pertahanan PS TNI jadi lemah?
Ya, itu sebenarnya kesalahan dari cara bermain tim kami. Kami sudah beri instruksi ketika bermain pressure, pasti lawan akan bermain seperti itu. Sepertinya kami bermain di bawah kemampuan selama ini. Sulit juga kami bilang karena pengaruh cuaca. Sama juga mereka (Semen Padang) bermain di cuaca yang sama.
Sepertinya (pemain PS TNI) punya beban karena terlalu banyak sanjungan, jadinya terlena. Ini akan kami evaluasi. Kalau minder, saya rasa, tidak. Kalau minder, kami (akan) dipermainkan mereka. Tapi (tadi) kami (yang) mempermainkan mereka.
Apa tantangan dan rencana tim ke depan?
Dari evaluasi pertandingan selama ini, bagaimana tantangan atau rencana ke depan: tantangan sudah jelas, kami bisa melihat lawan kami adalah pemain-pemain atau tim ISL yang sudah banyak mengikuti kompetisi. Sedangkan PS TNI tidak semua pemainnya pernah mengecap ISL. Hampir rata-rata masih di Divisi Utama. Pekerjaan (para pemain di tim PS TNI) di timnas itu tidak mengalami bermain dalam satu kompetisi. Jadi masih di kelompok umur, U-23.
Benarkah akan membentuk tim profesional khusus tentara?
Sampai sekarang belum dapat informasi dari pimpinan. Ke depan, (PS TNI) mau dibagaimanakan, nanti pimpinan yang berikan arahan. Sedangkan masih fokus pada Piala Jenderal Sudirman.
Bagaimana peluang bagi tim khusus tentara di Indonesia?
TNI ini kan sudah punya wadah. Sudah punya timnya. Mudah-mudahan ke depan pimpinan bisa mengikutsertakan kami dalam kompetisi. Sebab, banyak negara di Asia itu pemain-pemain nasionalnya hampir rata-rata ada pemain TNI-nya. Singapura, Thailand, Korea, termasuk Vietnam, rata-rata ada prajuritnya di situ. Ya mudah-mudahan Indonesia ke depannya bisa seperti itu. (Pemain dari TNI) bisa memberikan motivasi, semangat. Mungkin bisa seperti itu.
Setelah Piala Jenderal Sudirman, masih ikut turnamen lagi?
Kemungkinan akan seperti itu.
Baca:
Wawancara Pelatih PS TNI Bag 1: Gaya dan riwayat tim
Wawancara Pelatih PS TNI Bag 2: Kejutan dan pola latihan
Wawancara pelatih PS TNI bag 3: Soal reinkarnasi PSMS dan Instruksi TNI
Wawancara Pelatih PS TNI Bag 4: Pemain Timnas itu...
DINDA LEO LISTY