TEMPO.CO, Jakarta - Stamina adalah salah kunci dalam pertandingan sepak bola. Dan, stamina yang mengendur menjadi kunci pula dari kebobolan gol kedua yang dialami Manchester United ketika dikalahkan Sevilla 2-1 pada semifinal Liga Europa di Cologne, Jerman, dinihari tadi, Senin 17 Agustus 2020.
Baca Juga: Manchester United Kandas di Liga Europa, Rio Ferdinand Sebut 2 Kelemahan Utama
Pada menit ke-78 atau saat pertandingan tersisa 12 menit waktu normal, pemain Sevilla, Jesus Navas, yang juga pemain veteran dan mantan pemain sayap Spanyol, menguasai bola di sektor kanan dari sudut pandang pertahanan United.
Tak ada pressing atau tekanan yang dilakukan para pemain United terhadap Navas, sehingga mantan pemain Manchester City bisa mengirim umpang silang ke mulut gawang United.
Setidaknya ada tiga pemain United yang menyongsong umpan silang itu, dengan penyerang Sevilla, Luuk de Jong, berada di antara mereka.
Victor Lidenlof, yang berduet sebagai bek tengah United bersama Harry Maguire, bersama seorang rekannya terpaku untuk menyambut bola dalam posisi memunggungi De Jong.
Lebih celakanya lagi, seorang pemain United lainnya, bek kanan Aaron Wan-Bisaka, yang bergeser ke tengah kotak penalti juga bersikap demikian, dalam posisi menggantung. Ia tampak bersiap melakukan jebakan offside.
Dalam posisi seperti itu, bola lambung mendarat ke tanah di depan mulut gawang United, dan Luuk de Jong melejit di antara tiga pemain Setan Merah menyambut bola dengan tendangan pada kesempatan pertama yang langsung membobol gawang kiper David de Gea.
Tak ada pressing kepada Luuk de Jong ketika bergerak ke mulut gawang United atau teriakan dari pemain Setan Merah lain untuk serangan yang datang dari sisi yang tersembunyi.
Mungkinkah pada menit ke-78 itu, stamina para pemain Manchester United sudah mengendur sehingga kontrol pemainnya pun menjadi kian longgar?
Bambang Nurdiansyah, mantan bintang tim nasional Indonesia, yang kemudian menjadi pelatih di berbagai klub di tanah air pernah membagikan kiat ketika kita bermain dalam posisi sebagai bek atau pemain belakang.
Kuartet atau trio pemain belakang itu idealnya seperti pergerakan kipas, kata Bambang, dalam menghadapi serangan lawan dan ada seorang bek tengah yang senantiasa dalam posisi membelakangi gawang timya, bergerak sedikit mundur, agar bisa mengamati posisi lawan.
Kuarter, trio, atau jajaran posisi saat bertahan, Bambang melanjutkan, senantiasa dalam posisi yang menggantung, posisi badan tak sepenuhnya frontal untuk menyambut bola atau sebaliknya, mengawal lawan. Mesti dalam posisi di antara bola dan lawan.
Tapi, bila melihat gol kedua Sevilla, tampak Victor Lindelof dan kawan-kawan sepenuhnya berfokus kepada bola dan seakan-akan menganggap Luuk de Jong itu tak ada!
Jadi mantan mesin gol PSV Eindhoven tersebut tampak leluasa menghajar bola yang jatuh di mulut gawang Manchester United.
Line belakang Manchester United memang medioker musim ini. Bek termahal di dunia saat ini, Harry Maguire, sudah sejak awal ketika datang ke Old Trafford musim ini disorot karena kelambanannya di tengah keandalan ia mengontrol dan membagi bola.