TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Barcelona Joan Laporta mengatakan bahwa klub Catalan itu masih membayar gaji Lionel Messi meskipun telah meninggalkan Camp Nou dua tahun lalu. Laporta mengungkapkan soal utang gaji kepada Messi itu kepada surat kabar Catalan La Vanguardia, yang dikutip AS pada Senin, 3 Juli 2023.
Messi meninggalkan Barcelona pada 2021 setelah kontrak sebelumnya berakhir, yang bernilai hingga 138 juta euro atau Rp 2,25 triliun per tahun setelah ditambah bonus. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Senin, Laporta mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa klub masih memiliki utang kepada pencetak gol terbanyak sepanjang masa mereka itu.
“Apakah kami berutang uang kepada Messi? Satu-satunya utang kami adalah penangguhan gaji yang telah disepakati dengan dewan klub sebelumnya,” ujar Laporta. “Ini menghasilkan pembayaran tertunda yang akan berakhir pada 2025. Kami membayar semuanya dengan taat.”
Messi, yang bergabung dengan Inter Miami setelah kontraknya di PSG selesai, adalah salah satu dari sejumlah pemain berpenghasilan tinggi yang setuju menunda pembayaran gajinya untuk meringankan tekanan keuangan di klub. Namun, bagi pemain timnas Argentina yang masih menerima pembayaran yang ditangguhkan untuk dua tahun mendatang, dua tahun setelah meninggalkan klub, merupakan tanda kesengsaraan keuangan Barcelona.
Pengungkapan ini mengejutkan banyak orang yang terlibat dalam sepak bola Spanyol. Awal tahun ini, Laporta mengatakan kepada Cadena SER, sebuah stasiun radio Spanyol yang populer, bahwa situasi tersebut telah diselesaikan.
“Kami tidak memiliki apa pun yang tertunda (dengan Messi). Semuanya telah disepakati dengan dia,” ujar presiden Barca kala itu.
Tidak diketahui berapa banyak tunggakan gaji yang harus dibayar, tetapi penangguhan itu disetujui ketika Messi hanya memiliki 18 bulan tersisa di kontraknya.
Namun gaji Messi bukan satu-satunya pembayaran yang ditangguhkan oleh klub selama pandemi Covid-19. Pada November 2020, Barcelona merilis pernyataan klub yang mengonfirmasi bahwa skuad telah menyetujui penangguhan yang akan menyelamatkan klub hingga 172 juta euro atau Rp 2,8 triliun.
“Perwakilan klub dan pemain telah mencapai kesepakatan prinsip yang memungkinkan penyesuaian gaji untuk musim ini dengan jumlah remunerasi tetap 122 juta euro,” bunyi pernyataan tersebut. “Ditambah dengan penangguhan hingga tiga tahun remunerasi variabel dari musim ini, dianggarkan dengan angka perkiraan 50 juta euro.”
Dengan sejumlah besar gaji yang belum dibayarkan, Barcelona sekali lagi mengalami kesulitan keuangan musim panas ini.
AS
Pilihan editor: 3 Masalah Terungkap Usai Ketua PSSI Erick Thohir, Menteri PUPR, Heru Budi Tinjau JIS untuk Piala Dunia U-17
Ingin lebih terhubung dan berdiskusi langsung dengan redaksi Bola dan Sport? Mari bergabung di grup Telegram Olahraga Tempo. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.