TEMPO.CO, Jakarta - Dua prestasi tertinggi sudah diraih Gareth Bale, 25 tahun. Musim lalu, ujug-ujug dia menjadi pemain termahal di dunia setelah Real Madrid membelinya dari Tottenham Hotspur dengan harga 100 juta euro atau sekitar Rp 1,5 triliun. Cukup semusim bergabung di Los Galacticos, dia sudah mengangkat piala Liga Champions.
Senang sudah pasti. Soal kepuasan, dia menggelengkan kepala. Banyak keinginan Bale lainnya, terutama yang ada di depan mata, yakni memberikan baktinya pada negeri tercinta, Wales. Dia berniat meloloskan Wales ke Piala Eropa 2016 di Prancis. “Kalau berhasil lolos, itu sama artinya dengan trofi Liga Champions,” kata dia memecut semangatnya sendiri. “Kami berharap bisa melakukannya.”
Sejak dulu Wales memang bertabur pemain hebat yang bermain di Liga Inggris. Namun penampilan mereka di kancah internasional bisa dihitung dengan jari. Dalam Piala Dunia 1958, negeri ini terjegal pada babak perempat final setelah dibekuk Brasil, 0-1. Setelah itu mereka selalu absen.
Dalam Piala Eropa, mereka hanya bisa unjuk gigi pada 1976. Namun, langkah Wales terhenti di tangan tuan rumah Yugoslavia. Setelah itu negara ini tidak pernah lagi bermain dalam turnamen tersebut. (Baca: Gareth Bale Tetap Pemain Termahal)
Kesempatan yang lebih baik kini terbuka di depan mata. Wales, yang dipenuhi dengan bakat bagus, seperti Aaron Ramsey dan Joe Allen, kini berada di Grup B bersama Bosnia-Herzegovina, Belgia, Israel, Siprus, dan Andorra.
Jalan masih panjang memang. Namun, mereka memulainya dengan manis. Pertandingan pertama mereka bungkus dengan baik. Andorra mereka tekuk dengan skor 2-1. Dua gol kemenangan Wales dicetak oleh Bale. “Selalu menjadi kehormatan yang besar bagi saya setiap kali bermain untuk Wales,” kata dia.
Pertandingan kedua pada Sabtu dinihari, 12 Oktober 2014 di Cardiff tidaklah ringan. Pasukan Chris Coleman akan menghadapi lawan tangguh, Bosnia-Herzegovina, yang juga dipenuhi pemain bagus, seperti Edin Dzeko yang bintangnya bersinar-sinar di Manchester City. Ada juga Miralem Pjani, yang menjadi playmaker di AS Roma. (Baca: Aaron Ramsey Absen Bela Wales)
Bale tak jeri. “Saya akan mempersembahkan yang terbaik untuk Wales.” Bagaimana pun Prancis adalah tujuan akhir Wales dalam pertandingan-pertandingan lainnya. “Kami ingin membuat sejarah, yakni lolos ke babak final. Itulah yang menjadi tujuan kami.” (Baca juga: Spanyol Kalah, Casillas dan Costa Disorot)
Demi Wales, dia pun ogah woles atau slow alias santai, kata anak muda sekarang.
BBC|SKYSPORTS|UEFA | IB
Berita Lain
Dukungan Buat Timnas U-19 Tembus 40 Juta
Timnas U-19 Vs Uzbekistan, Indra Sjafri Merendah
Toni Kroos: La Liga Lebih Baik dari Bundesliga
Mesut Ozil Cedera, Arsene Wenger Pasrah