TEMPO.CO, Jakarta - Meski Manchester City dan Ajax Amsterdam beroperasi dengan bujet dana yang sangat berbeda, tapi sukses pelatih Erik ten Hag membawa Ajax melangkah jauh dalam Liga Champions 2018-19 ini membuktikan keberhasilan penerapan gaya bermain sepak bola yang atraktif karena menyerang. City juga melakukan hal itu di bawah asuhan Pep Guardiola.
Memang, untuk sukses itu, Ten Haag mengucapkan terima kasih kepada mantan atasannya di Bayern Munich, Pep Guardiola. Guardiola adalah inovator dan inspirator,” kata Ten Hag sebelum menyingkirkan Real Madrid pada babak 16 Liga Champions musim ini.
Gagasan Pep Guardiola untuk menang dengan sangat bagus atau meyakinkan diterapkan Ten Hag ke Ajax. Adapun filosofi permainan sepak bola yang positif itu datang dari pionir kejayaan Ajax dan Barcelona, Johan Cruyff, yang menangani Guardiola semasa manajer Manchester City ini menjadi pemain di Barca.
Sebenarnya ada wajah Ajax yang bertolak belakang, yaitu pada era kepelatihan Cruyff yang hanya membawa klub dari Amsterdam ini memenangi kejuaraan nomor dua Eropa dan pada era Louis van Gaal yang memenangi Liga Champions.
Seorang wartawan sepak bola di Belanda dan penggemar Ajax, Elko Born, menulis di The Blizzard, bahwa banyak orang menilai Cruyff adalah bapak romantisme klub ini. Sedangkan Val Gaal adalah ayah dari sikap pragmatis yang kemudian dikembangkan di Ajax.
Cruyff dikenal tidak pernah akur dengan Van Gaal. Sewaktu masih hidup, kapten tim nasional Belanda pada Piala Dunia 1974 itu pernah menggalang para anak didiknya di Ajax untuk mengajukan mosi tidak percaya kepada Van Gaal sebagai pelatih klub ini.
Tentang perseteruannya dengan Van Gaal, Cruyff bilang, “Van Gaal punya visi yang bagus di sepak bola. Tapi, itu bukan tipe ideal saya. Ia ingin membawa tim meraih kemenangan dengan cara seperti militer ketika menerapkan taktik yang dikehendaki. Saya tidak ingin seperti itu. Saya ingin memberikan kesempatan kepada individu-individu untuk mengembangkan ekspresinya.”
Pengaruh Cruyff yang ikut merintis lahirnya sistem total football bersama mentornya, Rinus Micheles, merasuk ke dalam diri Ten Hag.
Bermain secara terbuka untuk menguasai aliran bola selama mungkin agar celah pertahanan lawan terbuka sehingga bisa terus-menerus menyerang. Semua itu didukung dengan pergerakan dan pergeseran posisi yang berkelanjutan.
Ketika kehilangan bola, pemain terdekat akan melakukan tekanan ke lawan yang mengusainya dan diikuti rekan-rekan setim untuk mempersempit ruang permainan.
Gaya permainan era Cruyff yang antara lain mempengaruhi Pep Guardiola dalam menangani Barcelona, Bayern Munich, dan Manchester City itu juga diterapkan Ten Hag di Ajax sekarang dan dijuluki “Total Football 2.0”.
Para pemain bek Ajax Amsterdam, biasanya Nicolas Tagliafico dan Joel Veltman, menekan jauh ke depan dan membantu penyerangan. Sedangkan pemain sayap David Neres dan Hakim Ziyech juga andal membikin terobosan-terobosan dari tengah. Adapun Dusan Tadic, yang tampil bagus lagi setelah meninggalkan Southampton musim panas lalu, beroperasi bebas di posisi trio penyerang.
Adapun untuk mengontrol penguasaan bola atau possession, salah satu pilar penting dalam filosofi Cruyff sebagai manajer, dipercayakan kepada Frenkie De Jong, penjaga metronom irama permainan klub, dan Donny van de Beek dengan kreativitasnya.
Ajax rata-rata melakukan penguasaan bola lebih dari 58 persen. Versi baru Total Football 2.0 ini didukung individu-individu yang cerdas dan bebas mewujudkan keterampilannya. Jauh dari kesan formal dan militeristik sebagaimana yang diajarkan Johan Cruyff di Ajax dan Barcelona.
Menjelang melawan Sampdoria pada final European Cup 1992 di Wembley, Cruyff mengatakan kepada para pemain Barcelona, “Mainlah dan nikmati.”
Pada dinihari nanti, Rabu 1 Mei 2019, di Tottenham Hospur Stadium, London, pada semifinal pertama Liga Champions, kemungkinan besar para pemain Ajax Amsterdam akan bermain dengan perasaan bebas dan tampil lepas tanpa beban.
Itulah yang diinginkan suporter Ajax Amsterdam, apapun hasilnya dinihari nanti melawan tuan rumah Tottenham Hotspur.
THE SCOTSMAN | DAILY MAIL